Beberapa tahun terakhir, tren neo-retro mulai memasuki segmen sepeda motor dengan kapasitas mesin lebih kecil.
Pada kawasan yang menyukai mesin macam itu, sejumlah perusahaan telah merilis iterasi lebih kecil dari mesin neo-retro berkapasitas tinggi nan populer, seperti Yamaha XSR155 atau Honda CB150R.
Bahkan, pabrikan butik macam CCM juga tak mau ketinggalan memanfaatkan hype estetika retro.

Kian meramaikan tren sepeda motor retro bermesin kecil hingga menengah, brand Thailand GPX juga memperkenalkan Legend 250 - roadster bergaya klasik dan ramping yang, secara mengejutkan, memuat fitur-fitur premium.
Sepeda motor ini akan bersaing di segmen entry-level ukuran menengah melawan Honda H'Ness CB350 dan Royal Enfield Classic 350, meskipun sedikit kalah dalam kapasitas mesin.
Dilihat dari sisi styling, Legend 250 sangat bersahaja. Tangki bahan bakar standar, jok one-piece, dan lampu depan bundar, merupakan resep jitu untuk estetika sepeda motor klasik.
Namun, jika diamati lebih seksama, jelas bahwa GPX juga memikirkan dengan baik desain Legend 250 ini.
Kami menemukan beberapa fitur premium tersembunyi di balik styling retronya, memberikan sentuhan kekinian kepada tunggangan roda dua itu.
Sebagai contoh, Legend 250 mendapatkan lampu depan full LED dan pod instrumen LCD digital.
Dia bahkan mendapat komponen layaknya sepeda motor berukuran besar, seperti garpu terbalik dan rem cakram depan ganda.
Pada sisi performa, motor ini bukanlah yang terbaik, mengingat GPX Legend 250 hanya mengemas 15 daya kuda dari motor paralel-twin 234cc nya.
Tenaga itu bahkan tak sekuat yang kita temukan pada mesin silinder tunggal dengan ukuran lebih kecil.

Namun, itu adalah hal yang wajar. GPX Legend 250 memang bukan sepeda motor untuk performa.
Sebaliknya, dia lebih ditujukan untuk berkeliling kota dengan gaya, sambil memamerkan penampilan nan sporty.
GPX belum mengungkapkan harga maupun ketersediaan Legend 250 baru.
Namun, dia kemungkinan besar akan dijual di kawasan Asia - terutama Tenggara - dengan banderol sekitar 2.500 dolar AS (Rp35,3 juta).
*Artikel ini dibuat oleh Mikhael Partogi Tambunan yang sedang menjalani magang.
Sumber: BikeDekho