Stellantis, produsen mobil terbesar keempat di dunia, berjanji melakukan investasi untuk semua brand di bawah payung mereka selama satu dekade ke depan.

Itu artinya, Lancia, yang selama ini mengalami kesulitan, juga bakal mendapat angin segar.

Salah satu caranya tentu memperluas lineup perusahaan - saat ini hanya menyisakan satu model uzur (Ypsilon) yang dijual secara eksklusif di Italia.

Ekspansi produk sedang dalam proses. Dan, tampaknya Lancia akan memutar sejarah dengan menghidupkan kembali sejumlah papan nama masa lalu sebagai produk baru di era elektrifikasi.

Seniman independen David Obendorfer juga berpikir demikian.

Lewat rendering, dia menghidupkan kembali Beta Montecarlo (kemudian dikenal sebagai Montecarlo saja), sebuah sports car bermesin tengah yang dijual antara pertengahan 1970an hingga awal 1980an - dengan jeda dua tahun.

Versi spider-nya yang dimodifikasi, secara singkat pernah tersedia di Amerika Serikat (AS) sebagai Scorpion  - mengingat Chevrolet sudah memiliki model bernama Monte Carlo kala itu.

Galeri: Rendering Lancia Montecarlo

Mungkin agak berdosa mengubah mobil performa rancangan Pininfarina itu menjadi model high-riding.

Tetapi, kenyataannya, SUV adalah kendaraan yang diinginkan kebanyakan orang saat ini - jika kita melihat angka penjualan.

Ford (dengan Mustang) dan Mitsubishi (dengan Eclipse) telah mengubah papan nama yang identik dengan sports car menjadi SUV. Jadi, mengapa Lancia tidak diizinkan melakukan hal serupa?

Meskipun merombak body style secara radikal, David membuat semua itu tampak sangat natural.

Kami berani bertaruh bahwa hasil akhirnya tidak akan terlalu jauh dari apa yang kami harapkan dari sang produsen mobil.

SUV Montecarlo memperoleh garis atap miring dan sepasang pintu belakang dengan pegangan "tersembunyi" untuk mempertahankan ilusi sebuah coupe.

Bumper depan dan belakang warna hitam adalah tribute kepada Beta Montecarlo orisinal, begitu juga skema cat merah.

David memberi tahu kami bahwa dia membayangkan sebuah crossover kompak yang mengendarai platform EMP2 dengan powertrain plug-in hybrid.

Masuk akal untuk meluncurkan produk Lancia baru dengan desain bercita rasa retro, alih-alih sekadar rebadged produk Stellantis yang sudah ada.

Ya, pecinta otomotif tentu lebih suka sports car, tetapi crossover dan SUV masih terlalu populer.

Lancia harus fokus kepada hal itu terlebih dahulu, sebelum memperluas penawaran mereka dengan model performa. Bagaimanapun, menaikkan penjualan perusahaan adalah prioritas.

Terlepas dari kontroversi, formula "sports car jadi SUV" bekerja baik untuk Mustang Mach-E. Jadi, tak ada salahnya Lancia mencoba menggunakan nama lama untuk sebuah crossover.

Kami jelas tidak keberatan jika akhirnya model tersebut akan terlihat sangat mirip dengan rendering ini.