Percepatan era digitalisasi memang tidak bisa dihindari oleh para pelaku industri manapun, termasuk di ranah otomotif, yang mau tidak mau melibatkan digitalisasi.
Digitalisasi dalam industri otomotif sangat luas cakupannya, mulai dari proses produksi hingga layanan purnajual bagi pelanggan. Tidak heran jika perangkat seperti smartphone, tablet, hingga laptop menjadi kawan karib.
Era digitalisasi memang menawarkan kemudahan dan kemampuan umpan balik yang cepat dan interaktif. Orang bisa dengan cepat mendapatkan apa yang diinginkannya hanya dengan menekan tombol.
Tapi, digitalisasi juga bukan tanpa risiko. Pembobolan atau peretasan data pengguna/konsumen atau informasi lainnya bisa saja terjadi.
Banyak alasan yang melatarbelakangi hal tersebut. Entah karena sekedar iseng atau memang memiliki motif lain seperti persaingan bisnis atau kejahatan.
Hal itu yang sempat dialami oleh Suzuki di Indonesia. Lewat siaran pers yang disampaikan kepada Motor1.com Indonesia pada 22 Oktober 2021, Suzuki menyampaikan pernyatan resminya.
PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) dan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sebagai bagian dari Suzuki Global senantiasa mengutamakan keamanan dan kerahasiaan data konsumen.
Keamanan dan kerahasiaan data konsumen tersebut, pada 15 Oktober 2021 lalu, sempat mendapatkan percobaan peretasan melalui akses illegal ke jaringan internal PT SIM/SIS.
Sebagai dampak dari hal tersebut, sebagian sistem produksi berhenti sehingga menyebabkan terhentinya produksi di sebagian pabrik mobil Suzuki selama 2 hari kerja.
Namun, pihak Suzuki bertindak cepat sehingga dapat dipastikan saat ini kondisinya sudah pulih kembali.
Selain itu, karena telah terjadi juga percobaan akses ilegal ke server Suzuki yang menyimpan informasi konsumen, pihak Suzuki juga akan terus melanjutkan investigasi secara detail.
Meski begitu, saat ini belum dapat dipastikan adanya kebocoran informasi konsumen.
Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Motor/Suzuki Indomobil Sales, Shingo Sezaki, menyatakan komitmennya untuk mengatasi hal tersebut.
“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada konsumen serta pihak terkait lainnya karena hal ini berpotensi menyebabkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran."
"Namun, kami telah dan akan terus memperkuat langkah-langkah terkait pengamanan data dan informasi konsumen di PT SIM/SIS,” katanya.
Sumber: Suzuki