Seiring era elektrifikasi yang mulai menjadi tren, Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk bisa menjadi bagian penting eksistensi kendaraan listrik secara global.

Sudah saatnya Indonesia tampil sebagai pemain kelas dunia dan memiliki peran strategis dalam era elektrifikasi.

Jangan melulu menjadi penonton padahal potensi industri otomotif nasional sangat besar.

Namun bukan perkara mudah untuk bisa memasuki gelanggang persaingan elektrifikasi dunia.

Selain perlunya meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga harus didukung oleh ekosistem industri otomotif yang kuat.

Ketua Kadin Komite Tetap Industri Logam, Mesin, dan Alat Transportasi I Made Dana Tangkas mengatakan Indonesia harus dapat membangun ekosistem industri otomotif.

Perubahan kegiatan otomotif yang berjalan dari Internal Combustion Engine (ICE) hingga Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) harus memberikan keterbukaan atau kesempatan bagi berbagai stakeholder untuk terlibat.

“Sehingga pelaku industri tidak hanya lagi bermain dengan prinsipal global seperti Jepang, Korea, China, Amerika, Eropa atau India, tetapi juga ada prinsipal lokal yang mempunyai basis manufaktur di Indonesia,” kata Made Dana.

Hal ini yang perlu dikembangkan dalam ekosistem otomotif di Indonesia sehingga pasar kendaraan tersebut dapat dipenuhi dari dalam negeri dan nantinya juga bisa diekspor ke berbagai negara.

Menurutnya, industri otomotif tetap menjadi salah satu tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Apalagi, Indonesia mempunyai peluang terbesar di ASEAN yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan EV dan EV Battery Ecosystem.

“Kita lihat bahwa tantangan ke depan sebenarnya ada pada sumber daya manusia (SDM). Dengan adanya era industri 4.0 dan pandemi, maka SDM adalah aset terpenting bagi industri,” ujar Made.

Oleh karena itu, pembinaan dan pengembangan SDM Indonesia dalam penguasaan teknologi harus dimulai sekarang agar tidak tertinggal dengan negara lain.

Dalam satu kesempatan, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), DR. H. Moeldoko, SIP, mengungkapkan Indonesia harus mengembangkan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

"Ada tiga aspek mengapa Indonesia harus mengembangkan EV, yaitu, aspek lingkungan, aspek efisiensi dan ketahanan energi nasional, serta aspek peningkatan kapasitas industri nasional," kata Moeldoko.

Dengan cadangan bahan baku baterai yang besar, Indonesia harus bisa mengembangkannya agar menjadi pemimpin dalam penyediaan baterai untuk kendaraan EV.

"Kita harus menjadi pemain utama, jangan hanya jadi market saja. Apalagi kita memiliki bahan baku yang besar untuk produksi baterai," kata Moeldoko.

Moeldoko juga menyampaikan bahwa Indonesia harus memiliki kendaraan listrik sendiri dan tidak tergantung pada yang lain.

Meski begitu Moeldoko juga tidak menutup mata bahwa banyak tantangan yang dihadapi untuk bisa menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di industri EV.