Gojek kian gencar berupaya mewujudkan adaptasi penggunaan kendaraan listrik secara masif di Indonesia.
Gebrakan terbaru mereka adalah meluncurkan sebuah joint venture "Electrum" bersama perusahaan energi PT Karya Baru TBS, Kamis (18/11/2021).
Ini adalah kolaborasi strategis pertama di tanah air yang bertujuan membangun ekosistem kendaraan roda dua bertenaga listrik, sekaligus mendukung rencana pemerintah untuk menjadikan industri EV sebagai prioritas nasional.
Melalui Electrum, Gojek dan TBS siap mengembangkan usaha bisnis dalam bidang manufaktur kendaraan listrik roda dua, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, sampai program pembiayaan untuk memiliki kendaraan listrik.
Nantinya, Gojek ingin semua mitra yang ada di bawah payung mereka menggunakan sepeda motor listrik sebagai kendaaan operasional.
Bagaimana hal itu bisa tercapai? Salah satunya memastikan kemudahaan bagi para mitra untuk memiliki sepeda motor listrik lewat sistem kredit.
Gojek menargetkan untuk menjadi platform karbon-netral dan bertransisi menggunakan 100 persen kendaraan listrik pada 2030 - sejalan dengan visi "Net Zero Emission" dari pemerintah Indonesia.
Galeri: Peluncuran Electrum - Joint Venture Gojek x TBS
"Pembentukan joint venture ini merefleksikan keseriusan dan langkah nyata kami dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Kami berharap upaya ini dapat mewujudkan lingkungan yang lebih baik dan berkontribusi terhadap penanggulangan perubahan iklim di tanah air," ujar CEO Gojek, Kevin Aluwi, via konferensi pers online.
"Kendaraan listrik merupakan masa depan bagi sektor transportasi, dan kami memastikan hal tersebut dapat terwujud lebih cepat melalui kolaborasi ini," tambahnya.
Sementara itu, pihak TBS juga beranggapan bahwa untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik, diperlukan adanya ekosistem yang komprehensif dan mumpuni.
Pengalaman dan pemahaman mereka di bidang energi, ditambah teknologi Gojek yang luas, bisa menjadi katalisator pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
"Kolaborasi dengan Gojek ini merupakan salah satu bagian dari komitmen reinvestasi pendapatan usaha TBS ke sektor energi bersih dan energi baru yang terbarukan," kata Wakil Direktur Utama TBS, Pandu Sjahrir.
"Kendaraan listrik yang akan digunakan dalam pelayanan konsumen juga bisa meningkatkan kepercayaan serta mendorong masyarakat umum untuk mencoba dan beralih," lanjutnya.
Sjahrir mengungkapkan, kerja sama ini menganut sistem 50-50, dengan investasi ditaksir mencapai Rp16-17 triliun untuk lima tahun ke depan.
Dan, demi memperlancar upaya mereka, Electrum juga akan menggandeng sejumlah produsen sepeda motor listrik, seperti Gesits.
Uji coba
Sebelumnya, Gojek sudah mengumumkan uji coba komersial pemanfaatan sepeda motor listrik yang menerapkan skema swap baterai.
Pada tahap awal, mereka akan menggunakan 500 unit motor listrik di Jakarta Selatan.
Kemudian, skala uji coba ditingkatkan dengan target pemanfaatan sampai dengan 5.000 unit sepeda motor listrik dan jarak tempuh penggunaan sekitar 1 juta kilometer di dalam platform Gojek.
Data hasil uji coba ini akan dimanfaatkan untuk mencari kombinasi teknologi yang tepat demi memenuhi kebutuhan mitra driver dan pengguna Gojek, serta pasar Indonesia secara luas.
Dalam uji coba komersial tersebut, para pengguna setia Gojek bisa memilih sepeda motor listrik saat menggunakan layanan GoRide dengan area jemput dan drop off di Jakarta Selatan.