Ada dua mobil listrik yang dipamerkan oleh PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) dalam pameran otomotif GIIAS 2021 di ICE BSD, Tangerang.

Pertama adalah SUV Mitsubishi Outlander Plug-in Hybrid EV (PHEV), dan yang kedua adalah Minicab MiEV.

Untuk Mitsubishi Outlander PHEV mungkin sudah tidak terlalu asing bagi masyarakat, karena mobil hybrid ini memang sudah dipasarkan di Indonesia.

Yang lebih bikin penasaran mungkin Minicab MiEV yang merupakan mobil niaga ringan (light commercial vehicle/LCV).

Sebab, selain bertenaga listrik murni, mobil ini juga pernah digunakan oleh Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungannya ke GIIAS 2021 pada hari ketujuh lalu.

Dan tentunya makin mengundang pertanyaan, apakah itu merupakan pertanda Minicab MiEV ini segera meluncur di Indonesia?

Aditya Wardani, Head of PR and CSR Department PT MMKSI mengungkapkan, untuk sementara mobil listrik ini memang baru sekadar diperkenalkan di GIIAS 2021 ini.

“Kami sejauh ini masih mempelajari jenis mobil listrik yang cocok untuk pasar Indonesia. Jadi kami belum bisa memastikan kapan MiEV mulai dipasarkan,” ujar Aditya saat ditemui Motor1.com Indonesia belum lama ini.

Selain mempelajari, MMKSI juga akan terus mengkaji respons masyarakat Indonesia setelah diperkenalkannya MiEV ini.

“Sebab di negara asalnya (Jepang) kendaraan listrik MiEV ini memang banyak digunakan untuk kendaraan niaga atau logistik. Nah apakah di Indonesia juga bisa begitu, itulah yang masih kami teliti lagi,” Aditya menuturkan.  

Pihak MMKSI juga menyadari kompetitor lain sudah berani memasarkan mobil listrik di Indonesia. Sebut saja Hyundai dan Wuling.

“Itu (kompetitor) juga jadi bahan pertimbangan kami sebelum mengambil keputusan,” kata Aditya.

Galeri: Minicab MiEV di GIIAS 2021

Minicab MiEV merupakan LCV berbentuk van mungil berkelir putih dengan tampilan minimalis.

Kendati demikian, Minicab-MiEV mampu memenuhi kebutuhan mobilitas di lingkungan yang padat dan sempit, terutama untuk armada logistik.

Kapasitas baterai Minicab-MiEV di Jepang tersedia dalam dua opsi yakni 10.5kWh dan 16.0kWh. Serta atap tinggi atau atap standar, sesuai kebutuhan bisnis logistik di sana.

Beberapa waktu lalu Director of Product Strategy Division PT MMKSI, Hikaru Mii, mengatakan, mobil di segmen niaga cocok digunakan sebagai uji pasar atau untuk riset dan pengembangan karena memiliki pola tempuh yang terukur.

"Kami menampilkan mobil listrik komersial ringan (LCV) adalah sebagai langkah memulai elektrifikasi dari sisi kendaraan niaga ringan,” kata Hikaru.

“Sebab mobil komersial sudah punya pola jarak tempuh, jadi kami mempelajari bagaimana EV bisa digunakan di Indonesia," ucapnya.

Hikaru menambahkan, saat ini produsen mobil masih memiliki waktu untuk menentukan jenis penggerak listrik yang pas untuk pasar Indonesia.

Selain itu, perkembangan mobil listrik juga masih memerlukan waktu terkait penerimaan masyarakat hingga ketersediaan infrastruktur pengisian daya.