Ferrari Daytona SP3 jelas merupakan salah satu mobil baru yang paling menarik dari sang automaker tahun ini.
Sports car bertenaga V12 dan bernuansa retro itu memberi Anda cita rasa desain klasik Ferrari yang ditafsirkan ulang untuk masa depan.
Dia adalah anggota ketiga dari lineup Icona milik brand Kuda Jingkrak, bergabung dengan Ferrari Monza SP1 dan SP2 yang terungkap tiga tahun lalu.
Jika Anda menyukai Daytona SP3 seperti kami, tentu akan senang mendengar apa yang dikatakan Enrico Galliera, Kepala Komunikasi dan Pemasaran Ferrari, mengenai model Icona yang akan datang.
Galliera mengatakan kepada Autocar bahwa ada masih "empat atau lima konsep potensial yang bisa kami kerjakan."
Galeri: Foto - Ferrari Daytona SP3
Ide untuk mengambil inspirasi dari prototipe ikonik perusahaan dilontarkan oleh bos desain Ferrari, Flavio Manzoni.
Dan, ternyata, dia juga salah satu orang yang mendorong adanya lebih banyak model Icona.
"Saya memiliki hasrat khusus untuk (proyek) yang satu ini," kata Manzoni.
"Ada banyak konsep menarik lainnya untuk masa depan. Kekayaan milik Ferrari sangat tinggi dan langit adalah satu-satunya batasan," tambahnya.
Meskipun dibuat berdasarkan versi evolusi dari sasis LaFerrari Aperta, Daytona SP3 ternyata bukanlah supercar.
Itu menurut Chief Technical Officer Ferrari, Michael Leiters, yang menunjukkan bahwa Daytona fokus kepada desain alih-alih performa terbaik.
Sementara, soal memperpanjang usia mesin V12 di era elektrifikasi melalui jajaran Icona, Lieters mengatakan bahwa itu adalah peluang bagus yang juga sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Dia menambahkan bahwa hal itu memiliki dampak terbatas terhadap emisi CO2, mengingat jajaran Icona hanya diproduksi terbatas.
"Saya percaya kami harus berjuang untuk mesin ini. Dari sudut pandang teknologi, itu bukan yang paling efisien. Sebuah V8 turbo bisa membuatnya lebih baik dalam hal performa. Tapi, dari sudut pandang emosional, itu yang terbaik," kata Lieters kepada Autocar.
"Soal tenaga, 829 bhp atau Battista 1.900 bhp - siapa peduli? Anda akan senang jika mengemudi dengan baik pada keduanya. Seorang pengemudi normal akan takut saat membenamkan kakinya ke pedal," tambahnya.
Sumber: Autocar