Pemerintah akhir-akhir ini menunjukkan keseriusan dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Salah satunya melalui Peraturan Presiden (Perpres) no 55 tahun 2019.
Isi Perpres itu adalah tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, di sela pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021 di Serpong, meminta masyarakat mempelajari Perpres itu.
"Perpres no 55 tahun 2019 ini memiliki tiga aspek yang harus dipahami bersama,” kata Moeldoko, Rabu (24/11/2021).
“Pertama aspek lingkungan dan konservasi, kedua efisien dan ketahanan energi, ketiga peningkatan kapasitas industri dan kemampuan daya saing," Moeldoko menjelaskan.
Pada aspek pertama, mantan Panglima TNI ini mengatakan aspek lingkungan dan konservasi jadi isu penting bagi pelaku industri yang bermain di ranah energi kendaraan listrik.
Aspek lingkungan dari Perpres no 55 tahun 2019 jadi tantangan tersendiri bagi industri yang bermain di ranah listrik kendaraan roda dua maupun roda empat.
"Indonesia berkomitmen menjaga emisi untuk menekan karbon CO2 pada tahun 2030 menuju 29 persen,” ujar Moeldoko.
“Pemerintah Indonesia juga memiliki semangat yang sangat kuat untuk menekan emisi gas buang pada 2060 jadi nol persen," kata dia.
Ditambahkan Moeldoko, aspek kedua yakni efisiensi dan ketahanan energi juga tidak kalah pentingnya untuk mempercepat kehadiran kendaraan listrik di Indonesia.
Hal ini untuk menekan konsumsi BBM yang mencapai 1,8 juta barel per hari.
"Kita baru bisa memproduksi sekitar 700.000 barel, kita masih impor kurang lebih 60 persen,” kata Moeldoko.
“Selanjutnya, kalau ini dibiarkan dan kita tidak segera menuju mengembangkan mobil listrik, maka makin tidak beres karena kebutuhan energi akan makin meningkat," ucap Moeldoko.
"Dengan hadirnya transisi energi, maka itu sungguh akan bisa membuat Indonesia lebih efisien," ia menambahkan.
Sedangkan aspek yang ketiga adalah untuk lebih menekan daya saing global yang mumpuni.
Sehingga, Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara maju untuk mengedepankan kendaraan listrik, di mana pada kendaraan konvensional Indonesia hanya jadi market.
"Dengan adanya transisi ke mobil listrik ini, harapannya akan jadi lompatan besar di industri ini. Kalau dengan cara combustion engine kita sudah ketinggalan,” ucapnya.
“Tapi, dengan adanya mobil listrik ini, Indonesia masih bisa bersaing dan belum ketinggalan, kalau kita saling berkolaborasi kita yakin akan bisa," kata dia.
Keterangan: Foto utama Presiden Joko Widodo (kanan) dan mobil listrik Genesis G80 yang dipilih Presiden sebagai mobil resmi KTT G20.
Galeri: 8 Mobil Listrik (EV) Keluarga Terfavorit Tahun 2020
Sumber: Antara