Oke, ini sedikit cerita tentang Pak Pos yang mengantarkan surat dari orang yang Anda cintai. Tapi bukan di Indonesia, melainkan di Australia.
Jika Anda tinggal di Australia, selama beberapa dekade pengantaran surat atau paket biasanya dilakukan dengan menggunakan sepeda motor Honda CT90 atau CT110.
Sepeda motor itu dilengkapi saddlebags yang penuh dengan surat dan kartu pos.
Pak Pos dan sepeda motornya melakukan pekerjaannya mengantar surat dengan jarak yang berbeda-beda setiap harinya.
Namun sebentar lagi, sepeda motor itu akan segera diganti dengan armada baru.
Soalnya, pada tahun 2025, Australian Post berencana untuk menghapus semua sepeda postie yang tersisa, hal itu disampaikan situs berita sepeda motor Aussie, Motorbike Writer.
Lalu, kendaraan apa yang akan menggantikannya? Sejak 2018, Australia Post telah menguji coba sepeda motor roda tiga listrik kecil dari perusahaan Swiss bernama Kyburz.

Banyak alasan terkait pemilihan kendaraan tersebut. Pertama, kendaraan itu memiliki visibilitas dan keamanan yang lebih baik.
Pengendara juga tidak memerlukan lisensi sepeda motor, yang berarti bahwa lebih banyak operator pos dapat mengendarai sepeda motor roda tiga ini.
Fakta lainnya adalah bahwa Australia Post, seperti banyak sistem pos lainnya di tempat lain, sekarang lebih banyak mengirimkan paket daripada surat.
Sepeda postie itu mungkin memiliki pesona yang tak terbantahkan, tetapi mereka tidak dapat membawa paket sebanyak DXP Kyburz yang baru.
Pasalnya, setiap sepeda motor roda tiga Kyburz ternyata dapat membawa sekitar tiga kali lipat beban yang biasa dibawa sepeda postie itu.

“Kami meninjau peralatan untuk memastikan bahwa kami memiliki kapasitas untuk mendukung peningkatan volume paket – pengenalan Kyburz adalah salah satu cara kami melakukannya,” kata Mitch Buxton, Kepala Pos dan Jaringan Australia.
Lantas, seperti apa spesifikasinya? Menurut pabrikan, kecepatan tertingginya adalah 45 km/jam dan memiliki daya jelajah 50-100 km.
Menariknya, Kyburz juga mengambil langkah untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang terjadi pada baterai ketika mereka mencapai akhir masa pakainya.
Perusahaan mengklaim telah menciptakan proses yang memungkinkan 91 persen bahan yang digunakan dalam pembuatan baterai ini dapat dipulihkan.
Kerennya lagi, perusahaan tidak mempatenkan proses pemulihan tersebut, bahkan sebaliknya dengan senang hati membagikan pengetahuan ini sehingga orang lain juga dapat memanfaatkannya.
Sumber: Kyburz, Motorbike Writer