Siapa tidak kenal Tesla? Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat ini menjadi aktor utama di balik meroketnya pamor mobil listrik belakangan ini.
Didirikan pada Juli 2003 oleh Martin Eberhard dan Marc Tappening, Tesla lantas dibeli oleh jutawan sekaligus ilmuwan, Elon Musk, pada Februari 2004.
Setelah berada di bawah Musk, Tesla berkembang menjadi perusahaan yang diperhitungkan di pasar mobil listrik.
Bahkan, pabrikan yang bermarkas di Austin, Amerika Serikat, ini disebut menjadi salah satu perusahaan yang paling berharga di dunia.
Tesla sempat punya ide memasang 10 pendorong roket pada tipe Roadster yang akan diluncurkan pada masa depan.
Meski untuk saat ini ide tersebut belum terwujud, Tesla juga belum sepenuhnya membatalkan rencana "gila" tersebut.
Gagasan menambah kecepatan mobil listrik dengan dorongan ekstra tentunya lebih terlihat keren ketimbang memperbesar torsi.
Namun, belum ada orang yang benar-benar bereksperimen tentang hal itu, sehingga hasilnya masih misterius.
Memang, inovasi yang sama sudah banyak diterapkan pada mobil-mobil balap. Namun, alih-alih memberi dorongan, pendorong jet yang dipasang lebih memberi keuntungan aerodinamis.
Jadi, apakah memasang jet di mobil Tesla dapat sungguh-sungguh meningkatkan kecepatan, atau hanya sebatas aksesori yang tidak berguna? Matt Mikka dari Warped Perfection berusaha memberikan jawabannya.
Untuk mewujudkan ide gila tersebut, Mikka membuat modifikasi pada mobil Tesla-nya agar dapat dipasangi tiga mesin jet kecil pada bagian belakang.
Pertama-tama, Mikka mencoba menjalankan mobilnya tanpa mesin jet, lalu dilanjutkan dengan dua mesin jetnya menyala.
Hasilnya, Tesla yang dinaikinya mampu menjaga kecepatan 96 km per jam di jalan raya.
Mikka lantas menjajal akselerasinya di trek lurus, baik dengan ataupun tanpa mesin jet. Dan hasilnya, sungguh di luar dugaan.
Dengan mesin jet terpasang dan menyala, mobil Tesla-nya lebih cepat satu detik untuk mencapai kecepatan 96 km per jam dari posisi diam.
Tentunya, ada banyak variabel yang memengaruhi. Namun, setidaknya hasil ini menunjukkan bahwa mesin jet memang dapat meningkatkan akselerasi.
Toh, satu detik melaju di lintasan balap bisa jadi faktor pembeda, bukan?
Galeri: Tesla Model 3 2022
Sumber: Warped Perception / YouTube