Awal tahun lalu, sepertinya Ford F-Series sempat mengalami masalah penjualan di Amerika Serikat (AS).

Kuartal kedua 2021 memperlihatkan Ram dan Chevrolet menjual lebih banyak truk daripada Ford, meskipun secara keseluruhan Blue Oval masih sedikit unggul pada saat itu.

Kini, kita sudah memasuki 2022, dan kami memiliki data penjualan akhir tahun dari para produsen mobil.

Angka-angkanya menunjukkan bahwa F-Series tidak perlu khawatir. Mereka masih menjadi truk - bahkan kendaraan - terlaris di negara itu untuk periode 2021.

Ford mengirimkan 726.004 unit truk pickup F-Series tahun lalu, yang mengangkangi Ram, Chevy, Nissan, dan Toyota.

Namun, 2021 tidak terlalu menyenangkan untuk penjualan mobil baru mereka. Angka sales F-Series turun 7,8 persen dibandingkan 2020.

Ram berada di urutan kedua untuk penjualan truk dengan 569.388 unit yang laku, meningkat satu persen dari total tahun sebelumnya.

Sementara Chevy melorot ke posisi ketiga, menjual 529.765 unit truk pickup ringan, sedang, dan berat. Mereka melihat penjualan Silverado turun 10,8 persen.

Galeri: Ford F-150 2021 saat Test Drive Pertama

Toyota menempati tangga keempat untuk penjualan truk dengan Tundra.

Pabrikan Jepang itu juga mengalami penurunan penjualan, merosot hampir 25 persen dan hanya menjual 81.959 unit secara keseluruhan.

Ada desas-desus bahwa Nissan akan menghentikan Titan setelah generasi saat ini, dan Anda cukup melihat angka penjualan mereka untuk tahu alasannya.

Nissan hanya menjual 27.406 pickup Titan, walaupun itu mewakili peningkatan 3,7 persen dibandingkan 2020.

Model Penjualan 2021 Penjualan 2020 Perubahan (%)
Ford F-Series 726.004 787.422 - 7,8
Ram Trucks 569.388 563.676 +1
Chevrolet Silverado 529.765 594.094 - 10,8
Toyota Tundra 81.959 109.203 - 24,9
Nissan Titan 27.406 26.439 + 3,7

Tahun lalu menjadi tantangan tersendiri bagi para produsen mobil. 

Mereka tak cuma berurusan dengan sisa-sisa penghentian produksi pasca pandemi virus corona, tapi juga dilanda krisis chip yang melumpuhkan.

Banyak automaker - termasuk Ram, Chevy, dan Ford - harus menghentikan produksi karena kekurangan suku cadang, yang berpotensi menyebabkan sejumlah kerugian.

Perusahaan mau tak mau harus menjalani rantai pasokan yang riskan hingga 2022, bahkan mungkin 2023.