Entah ini berita menggembirakan atau tidak, tapi di Amerika sana, pihak Kongres telah meminta para produsen mobil untuk memasang sistem pemantauan pengemudi mabuk di kendaraan yang diproduksinya.
Hal itu lantaran semakin meningkatnya angka kematian akibat pengemudi yang mabuk saat berkendara.
Sebagaimana dikutip Associated Press, berdasarkan data NHTSA, di Amerika hampir 30 persen dari semua kematian lalu lintas per tahun terkait dengan alkohol, yaitu sekitar 10.000 orang.
Kondisi tersebut dinilai sangat memprihatinkan. Oleh karena itu pihak Kongres meminta produsen mobil memasang sistem pemantauan tersebut mulai awal 2026.
Itu bukan perkara mudah bagi produsen mobil. Pertama-tama mereka harus menemukan teknologi yang memenuhi persyaratan yang diinginkan pemerintah.
Hal itu tentunya butuh waktu untuk riset dan pengembangannya sehingga diprediksikan dapat menunda implementasinya melewati batas waktu 2026.
Ini tentunya menjadi tugas berat bagi para pembuat mobil di Amerika sana.
Teknologi yang ada saat ini hanya memungkinkan sistem pengapian interlock untuk terhubung ke breathalyzer, yaitu alat untuk mengukur kandungan alkohol.
Cara itu mengharuskan pengemudi untuk meniup ke perangkat sebelum diizinkan untuk memulai menjalankan mobil mereka. Namun, pada kenyataannya hal itu tidak berjalan mulus.
Selama ini yang sering terjadi di jalan adalah pengemudi mabuk yang dihentikan secara paksa oleh polisi.
Kemudian polisi memerintahkan mereka untuk menjalani tes alkohol.
Jika gagal tes karena kadar alkohol yang tinggi maka pengemudi langsung ditangkap dan dimasukkan ke sel hingga mereka sadar.
Permintaan Kongres itu tentunya membuat produsen mobil harus menjadi kreatif, dan sekali lagi, itu bukan perkara yang mudah. Butuh waktu untuk bisa menerapkannya secara massal.
Memang saat ini telah hadir sistem bantuan pengemudi semi-otonom yang membuat produsen mobil memasang sistem pemantauan pengemudi untuk menjamin pengemudi memperhatikan jalan.
Tidak ada mobil otonom sepenuhnya yang dijual hari ini, dan sistem yang tersedia mengharuskan pengemudi untuk tetap memperhatikan gerak kendaraan dari belakang kemudi bahkan jika mereka tidak memegang kendali.
Jika mereka tidak memperhatikan, mobil secara otomatis akan berhenti dengan aman.
Produsen mobil juga mulai memantau rasa kantuk pengemudi, mendorong mereka untuk beristirahat saat pengemudi menunjukkan gejala tertentu.
Kombinasi dari kedua sistem tersebut dapat menjadi satu paket yang dapat diambil oleh para pembuat mobil untuk membantu pemerintah dalam mengurangi kematian akibat mengemudi dalam keadaan mabuk.
Sumber: Associated Press