Berkat adanya pemberlakuan relaksasi Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), industri otomotif mengalami pertumbuhan signifikan sepanjang 2021.

Kita bisa melihat dari angka penjualan retail nasional yang mencapai 863 ribu unit antara Januari-Desember, atau naik hampir 50 persen dibanding tahun lalu.

Namun, memasuki tahun baru, kebijakan PPnBM belum ada kejelasan lagi, apakah dilanjutkan atau disetop.

Kemudian, adanya aturan pajak berdasarkan emisi karbon juga diyakini akan mempengaruhi harga jual mobil baru.

Benar saja, untuk 2022, Daihatsu Indonesia akan memberlakukan penyesuaian harga terhadap deretan produk mereka.

Penyesuaian Harga Mobil Daihatsu 2022

Dimulai dengan kelas LCGC (Low Cost Green Car), Daihatsu Ayla dan Sigra akan dikenakan pajak sebesar tiga persen.

Artinya, Ayla kini dibanderol Rp131,5 juta untuk OTR Jakarta, naik dari Rp128,3 juta. Sementara Sigra memiliki label harga Rp152,8 juta, meningkat dari Rp148,8 juta.

Terios, All-New Xenia, dan Rocky, sekarang dikenakan pajak 15 persen. Harga jual mereka naik sekitar 23-27 juta dibanding Desember 2021.

Jika Anda ingin memboyong Gran Max MB dan Luxio, kini ada tambahan pajak 20 persen. Kenaikan harganya sekitar Rp24,6 juta untuk Gran Max, dan Rp28,7 juta buat Luxio.

Namun, hal tersebut tak berlaku untuk kendaraan komersial macam Gran Max Pick Up dan Blind Van. Keduanya masih bebas pajak.

Pihak Daihatsu mengaku tak bisa memastikan apakah kenaikan harga tersebut akan berlaku permanen atau tidak. Soalnya, kebijakan pemerintah juga masih belum jelas.

Kemudian, mereka juga masih menunggu kelanjutan soal program "Mobil Rakyat" dari pemerintah. Ini merupakan salah satu cara bagi pelanggan untuk mendapatkan produk bebas PPnBM.

Sebagai informasi, agar bisa masuk kategori "Mobil Rakyat", ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi.

Harga maksimalnya tak boleh lebih dari Rp240 juta, kapasitas mesin tertinggi 1.500cc, serta tingkat komponen dalam negeri (TKDN) paling tidak 80 persen.

"Inilah yang masih kita tunggu. Harus jelas dulu harga pastinya berapa, kemudian varian apa saja yang bisa dikategorikan mobil rakyat, dan lain sebagainya," ujar Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (PT ADM), Amelia Tjandra, dalam konferensi virtual, Kamis (13/1/2022).

Jika program "Mobil Rakyat" ini jadi terealisasi, ada potensi penjualan retail otomotif nasional bakal meningkat untuk 2022.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memproyeksikan tiga level skenario.

Optimis, jika terealisasi Februari 2022, akan mendongkrak penjualan tahunan sampai 900 ribu unit.

Moderat, mulai Juni 2022, bisa membuat angkanya berkisar 850 ribu unit.

Itu lebih rendah dari penjualan retail 2021, tapi tetap memuaskan jika mempertimbangkan situasi yang dihadapi.

Terakhir, level Pesimis, yang terjadi jika "Mobil Rakyat" tak disetujui sama sekali. Angka penjualannya mungkin hanya 800 ribu unit.