Setelah mengumumkan rencana restrukturisasi pada Mei 2020, Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi sekarang sedang mempersiapkan transformasi selanjutnya.

Tujuan utama mereka jelas mewujudkan bisnis yang netral karbon.

Lewat investasi besar-besaran senilai 25 miliar dolar AS (Rp359,5 triliun) dalam lima tahun ke depan, ketiga perusahaan itu ingin mengembangkan dan meluncurkan tidak kurang dari 35 EV baru pada akhir dekade ini.

Dalam siaran pers baru yang merinci roadmap ketiga produsen mobil tersebut, mereka dengan bangga mengatakan bahwa 90 persen dari 35 EV baru ini akan didasarkan kepada lima platform umum.

Rinciannya adalah CMF-AEV, KEI-EV, LCV-EV, CMF-EV, serta CMF-BEV. Masing-masing akan menyasar segmen kendaraan yang berbeda di pasar.

CMF-BEV, yang saat ini sedang dalam pengembangan, akan diluncurkan pada 2024. Dia akan berfungsi sebagai basis untuk suksesor Nissan Micra, Renault R5 baru, dan produk Alpine.

Galeri: Renault Megane E-Tech Electric (2021)

Demi membuat mobilitas listrik lebih terjangkau bagi publik, aliansi ini akan bekerja dengan pemasok umum.

Pabrikan bertujuan untuk mencapai penghematan biaya baterai yang signifikan hingga 50 persen pada 2026, dan 65 persen pada 2028.

Berdasarkan perkiraan, Renault, Nissan, dan Mitsubishi ingin memiliki total kapasitas produksi baterai 220 GWh di sejumlah lokasi produksi di dunia.

Lebih penting lagi, aliansi ini ingin memulai produksi massal baterai solid-state pada pertengahan 2028, dengan tujuan untuk "mewujudkan kesetaraan biaya dengan kendaraan ICE."

Sang pembuat mobil menjanjikan kepadatan energi dua kali lipat dibandingkan baterai lithium-ion cair saat ini, dengan waktu pengisian tiga kali lebih cepat.

Sistem manajemen baterai generasi berikutnya sedang dalam pengembangan, untuk menjaga semua proses selama siklus masa pakai baterai tetap terkendali.

Terakhir, dan tak kalah penting, Renault-Nissan-Mitsubishi juga akan menyelam lebih dalam ke teknologi otonom.

Mereka punya rencana ambisius untuk memiliki lebih dari 10 juta kendaraan di jalan raya yang dilengkapi sistem self-driving pada 2026.

Trio tersebut akan meluncurkan kendaraan "full software-defined" pada 2025, dengan janji update perangkat lunak over-the-air seumur hidup.