Jika bicara tentang industri mobil listrik, kebanyakan dari kita akan mengalihkan pandangan kepada proyek besar Tesla.
Bagaimana tidak, sang CEO Elon Musk begitu pandai dalam pemasaran mobil listrik ciptaannya sehingga menjadi perbincangan di kalangan pecinta otomotif dunia.
Namun tampaknya, Tesla akan benar-benar mendapatkan kompetitor yang sejajar. Sebab General Motors (GM) memiliki target untuk menyalip Tesla sebagai produsen mobil listrik terbesar dunia.
Sebagai informasi, satu dekade lalu, GM hampir selalu menduduki peringkat teratas sebagai produsen mobil listrik atau EV terpopuler di Amerika Serikat.
Padahal, pada saat yang sama saat itu Tesla Model S juga sedang menjalani debutnya di pasar Amerika.
GM menjual lebih dari 23.000 unit Chevrolet Volt, hampir dua kali lipat daripada pesaing terdekatnya, Toyota Prius, dan mewakili 18 persen dari total pasar kendaraan listrik Amerika Serikat.
Tetapi sejak Tesla mulai menjual Model 3 dua tahun lalu, Tesla telah memecahkan rekor penjualan kendaraan listrik di Negeri Paman Sam.
Meski masih berstatus perusahaan baru, Tesla mampu mengubah status GM yang sudah berusia 112 tahun dari juara menjadi underdog.
Tesla mendominasi pasar EV AS pada 2019 dengan pangsa 58 persen, dan beberapa perkiraan menunjukkan pangsanya naik hingga 80 persen pada paruh pertama tahun 2020.
Mengacu pada situasi itulah, CEO General Motors, Mary Barra, ingin membawa kembali kejayaan mobil listrik produksi mereka.

Lalu bagaimana strategi GM untuk bisa menyalip Tesla? Caranya dengan menginvestasikan uang dalam jumlah besar untuk pengembangan mobil listrik.
Dengan begitu, pihak GM akan punya dana yang cukup untuk membuat beberapa produk baru yang bisa menyaingi Tesla.
Tesla menjual hampir 1 juta unit kendaraan pada 2021, dan memiliki rencana untuk menaikkannya sekitar 50 persen untuk tahun 2022.
Jika GM hanya punya rencana memproduksi 1 juta kendaraan pada 2025, kemungkinan tidak akan cukup untuk menyalip Tesla.
Produksi Tesla pada 2021 hanya berasal dari dua pabrik. Merek tersebut sekarang memproduksi EV di sebuah pabrik besar di Texas, dan pabrik baru lainnya dekat Berlin segera dibuka.
Lebih banyak model kendaraan berarti lebih banyak pilihan bagi konsumen, dan mempercepat adopsi EV yang lebih luas.
Satu lagi yang perlu dipertimbangkan GM adalah pada komponen baterai. Untuk saat ini, Tesla masih lebih baik dalam membuat baterainya lebih murah daripada pesaing, menngutip dari Gear.
Baterai yang lebih murah berarti kendaraan yang lebih murah, menjadikannya sebagai pilihan untuk pelanggan potensial yang lebih luas.
Ini akan jadi tantangan tersendiri buat GM yang dikenal masih kesulitan membuat baterai berkualitas dengan harga murah.
Sumber: Automotive News