MotoGP Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, NTB, 18-20 Maret 2022, digelar di tengah mewabahnya pandemi Covid-19 varian Omicron.

Sebagai antisipasi untuk mencegah penularan, panitia bakal menerapkan sistem travel bubble sejak para pembalap dan ofisial masih berada di negaranya.

Hal itu ditegaskan Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, dalam wawancara eksklusif di kanal Youtube Skor Indonesia.

Diakui Priandhi, MotoGP di Indonesia juga harus mengikuti standar protokol kesehatan dunia maupun pemerintah Indonesia sendiri.

“Melalui pertimbangan dari berbagai pihak yang ditunjuk pemerintah seperti Satgas Covid-19, Kementerian Kesehatan, BNPB, dan berbagai unsur lainnya, maka dibuatlah konsep travel bubble ini,” kata Priandhi.

Pihaknya akan menerapkan sistem travel bubble yang sebenar-benarnya. “Konsepnya ya dari negara asal peserta sistem bubble ini sudah diterapkan,” mantan pembalap ini menjelaskan.

“Jadi sebelum datang ke Indonesia, peserta sudah di-bubble. Sebelum berangkat sudah menyerahan bukti PCR atau antigen yang dikirim ke Indonesia,” kata Priandhi.

Ketika berangkat, ditambahkan Priandhi, para pembalap akan menggunakan pesawat charter sehingga konsep travel bubble ini tidak terputus.

 “Kemudian ketika tiba di Indonesia, mereka diisolasi satu bubble sendiri, dites di tempat, dibawa dengan satu bus yang juga satu bubble sendiri dengan sopirnya,” ucapnya.

“Lalu diantarkan ke satu hotel yang juga dijadikan satu bubble dengan sopir dan pegawai hotelnya, di situ mereka dites PCR,” ujar Priandhi.

Kalau hasilnya bagus alias negatif, mereka akan tinggal di hotel. Tapi kalau positif, menurut Priandhi, mereka akan dipisahkan.

“Para pembalap ini akan jadi satu bubble dengan kendaraan dan sopirnya, juga dibawa ke lintasan balap nantinya,” Priandhi menerangkan.

“Jadi bubble-nya ini terus bergerak bersama-sama, enggak ada yang terpisah. Sekali sudah masuk bubble, enggak bisa keluar lagi,” ujarnya.

Priandhi sendiri mengakui sistem travel bubble yang diterapkan ini akan menjadi tantangan tersendiri baginya.

“Jadi saya mesti memilih, ikutan di dalam bubble atau berada di luar bubble. Padahal saya punya banyak kepentingan baik di dalam maupun di luar bubble,” katanya.

Jika memilih di luar bubble, Priandhi akan bebas ke mana pun untuk mendukung pekerjaannya. “Cuma saya juga punya kepentingan di dalam bubble. Jadi ini seperti ada duplikasi pekerjaan,” ujarnya.

“Tantangan ini juga berlaku untuk semua tim di dalam MGPA yang menyelenggarakan balapan ini,” ia menuturkan.

Wawancara selengkapnya dengan Priandhi mengenai berbagai hal tentang MotoGP Indonesia, termasuk antisipasi terulangnya kasus “unboxing ilegal”, bisa Anda saksikan dalam kanal Youtube Skor Indonesia yang kami sematkan di atas.

Galeri: BMW M MotoGP Safety Car