Tahun lalu, Komisi Eropa mengusulkan pengurangan 55 persen emisi CO2 dari mobil pada 2030, serta larangan penuh untuk mesin pembakaran (ICE) mulai 2035 di Benua Biru.
Belum ada satu pun dari aturan tersebut yang ditandatangani, tapi semua tahu bahwa waktu mulai menipis bagi mesin pembakaran fosil tua.
Meski demikian, masih ada produsen mobil yang melihat masa depan buat ICE, dan Lamborghini merupakan salah satu pendukung paling vokal.
CEO pabrikan supercar tersebut, Stephan Winkelmann, baru-baru ini berbincang dengan surat kabar Jerman, Welt am Sonntag, dan mengakui bahwa dia ingin perusahaan menjaga mesin pembakaran tetap hidup setelah akhir dekade nanti.
Hal itu mungkin tampak mustahil dari perspektif saat ini, tetapi Winkelmann punya rencana.
"Pasca hibridisasi, kami akan menunggu dan melihat apakah mungkin menawarkan kendaraan dengan mesin pembakaran internal setelah 2030,” kata sang CEO kepada Welt am Sonntag.
"Salah satu kemungkinan adalah menjaga kendaraan bermesin pembakaran tetap hidup melalui bahan bakar sintetis," tambahnya.
Kecintaan Winkelmann terhadap mesin pembakaran memang sangat besar.
Pada Desember 2020, eks bos Bugatti itu mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia ingin menjaga powertrain ICE tetap hidup "selama mungkin."
Awal tahun ini, Lamborghini mengumumkan akan meluncurkan model serba listrik pertama pada 2028, dan itu akan menjadi produk yang sangat berbeda dari apapun yang pernah kita lihat dari brand tersebut sejauh ini.
Kemungkinan, dia akan mengambil bentuk mesin high-riding 2+2, dan akan berada dalam tahap pengembangan awal pada pengujung tahun ini.
Setelah konsep akhir dan filosofi desain diputuskan, sebuah mobil konsep kemungkinan akan melakoni debut untuk mempratinjau model produksinya.
Galeri: Foto Mata-mata Suksesor Lamborghini Aventador
Namun, jauh sebelum EV pertama Lamborghini diperkenalkan kepada publik, perusahaan akan merilis model pembakaran murni terakhir mereka.
Jika Anda menginginkan sebuah Lambo baru tanpa bantuan motor listrik, ada waktu hingga akhir tahun ini untuk mendapatkannya.
Setelah itu, sang produsen mobil akan pindah ke powertrain hybrid.
Sumber: Welt am Sonntag via Automotive News