Sulit membantah bahwa Mercedes Vision EQXX merupakan kendaraan konsep yang fantastis.

Mobil ini adalah pameran sempurna tentang apa yang bisa dilakukan oleh sang automaker Jerman dalam hal efisiensi aerodinamis - hal ini memainkan peran besar di era EV.

Faktanya, mobil konsep Vision EQXX dirancang untuk menembus udara dengan koefisien drag hanya 0,17, juga memungkinkannya menempuh jarak lebih dari 621 mil (1.000 kilometer) dalam sekali pengisian daya.

Mengingat aspek desain cukup kuat dalam pengaturan aero yang impresif ini, desainer terkenal Frank Stephenson hadir dan memberikan pendapatnya tentang styling Vision EQXX lewat unggahan YouTube terbaru.

Anggap saja dia secara umum terkesan dengan mobil tersebut, namun tetap memiliki beberapa masukan untuk peningkatan.

Galeri: Mercedes Vision EQXX

Mantan desainer McLaren ini - yang bertanggung jawab atas sederet model terkenal, seperti P1, P4-12C, dan 720S - berpendapat bahwa Vision EQXX menarik untuk dilihat.

Itu sangat berarti, terutama mengingat kesederhanaan yang dituntut dari sebuah mobil aerodinamis.

Kendati demikian, Stephenson juga mengatakan bahwa ada hal lain yang bisa ditingkatkan pada Vision EQXX.

Kaca spion samping, misalnya, bisa dibuat lebih kecil untuk koefisien drag lebih baik, serta adanya pegangan pintu.

Dia juga berpikir bahwa garis penutup pintu depan agak terlalu lurus - sangat kontras dengan banyak lekukan pada mobil.

Dan, meski dia menyukai bagian belakang mobil konsep itu, Stephenson berpendapat bahwa panel di antara taillight dan bemper agak "tidak bernyawa."

Stephenson juga memperhatikan bahwa bibir roda Vision EQXX masih memiliki garis fitur yang kasar, membuat desainnya terasa ketinggalan zaman.

Dengan Ferrari, Maserati, BMW, dan Mini dalam portofolionya, Stephenson pasti tahu satu atau dua hal tentang desain otomotif. Dia tak hanya asal bicara.

Pada akhirnya, Stephenson memberi Vision EQXX skor 9,3. Mobil konsep tersebut berada di posisi keenam dalam daftar Top 10 sang desainer, tepat di bawah Ferrari Roma.

Apakah Anda setuju dengan pendapat Stephenson? Beri tahu kami pandangan Anda lewat kolom komentar di bawah.