Mengapa sepertinya makin banyak produsen mobil yang bercita-cita menjadi brand mewah? Jawabannya sederhana, yakni margin keuntungan yang lebih tinggi.

Ini tak selalu tentang siapa yang menjual mobil paling banyak, karena akuntan akan memberi tahu Anda bahwa uang yang dihasilkan dari setiap unit kendaraan juga sama pentingnya.

Contohnya, Mazda secara bertahap telah bergerak ke kelas atas dengan produk-produk terbaru mereka, dan akan terus meningkat lewat serangkaian model anyar berbasis RWD.

Jeremy Thomson, bos Mazda Inggris, mengatakan kepada Autocar bahwa tujuannya adalah untuk mengubah perusahaan Zoom-Zoom itu menjadi produsen mobil mewah sejati.

"Aspirasi kami adalah menjadi alternatif yang kredibel untuk brand premium mainstream tradisional. Itu berarti kami tidak ingin meniru merek premium Jerman, karena mereka adalah pemain lama yang sudah memiliki basis kuat," katanya.

Galeri: Foto Bocoran Mazda CX-60 2023

Dengan kata lain, Mazda tidak ingin menjadi Mercedes, BMW, atau Audi berikutnya.

Mereka berniat menawarkan sesuatu nan segar untuk menarik para pembeli mobil premium yang mencari perubahan.

Thomson mengatakan, masih ada ruang di segmen mewah untuk mobil kelas atas Jepang.

Dia mengakui, Lexus hanya "sekitar sepertiga ukuran Mazda dalam hal penjualan," tetapi tujuannya adalah untuk menempati "ruang yang sedikit berbeda."

Ketika ditanya langsung oleh Autocar apakah Mazda ingin menjadi Lexus berikutnya, dia mengatakan "mengapa tidak?"

Thomson menambahkan, divisi mewah Toyota iu merupakan satu-satunya merek Jepang yang bersaing dengan trio Jerman.

Namun, kita tidak boleh lupa bahwa Acura dan Infiniti juga bermain di liga besar, meskipun mereka bukan merek yang benar-benar global.

Ini bukan pertama kalinya Mazda ingin meningkatkan citra perusahaan. Beberapa orang mungkin ingat sub-brand Amati yang mati sejak awal kemunculannya pada era 1990-an.

Perusahaan itu tidak pernah terwujud karena ekonomi Jepang anjlok pada 1992, mengakibatkan kekurangan likuiditas bagi sang produsen mobil.

Merek sial itu seharusnya meluncur pada musim semi 1994, tetapi Mazda buru-buru membatalkan langkah.

Lompat ke 2022, SUV CX-60 hingga CX-90 yang menggunakan platform RWD baru, dengan mesin straight-six dan powertrain PHEV, bisa memungkinkan Mazda melawan trio Jerman.

Beberapa orang akan berargumen bahwa pergerakan tersebut agak terlambat, dengan EV mulai mengambil-alih pasar.

Tetapi, tak perlu khawatir, karena automaker Jepang itu juga berinvestasi besar-besaran di segmen listrik.