Ada kekhawatiran jika harga mobil baru pada masa depan akan sangat mahal. Hal tersebut bisa diprediksi dari berbagai faktor penunjang.
Seperti diketahui, fakta lapangan membuktikan bahwa membeli mobil baru pada masa-masa sekarang lebih sulit ketimbang membeli mobil bekas.
Hal tersebut karena masalah harga kendaraan baru yang dijual terlalu mahal.
Hal ini menyebabkan banyak konsumen menunda keputusan pembelian mereka, sementara yang lain terpaksa menerima model yang lebih rendah.
Situasi ini membawa kekhawatiran tersendiri di hati CEO Stellantis, Carlos Tavares. Dia khawatir jika harga mobil baru nanti akan makin melambung tinggi.
"Saya sangat prihatin tentang efek keterjangkauan menjadi lebih dari masalah karena tekanan inflasi meningkat," katanya.
Pernyataan Tavares itu bukan tanpa data.
Fakta di lapangan menyebut bahwa harga transaksi rata-rata mobil baru belakangan ini mencapai 47.000 dolar AS (Rp675 jutaan), dan menurut KBB, orang Amerika menghabiskan rata-rata 47.077 dolar AS untuk membeli kendaraan anyar.
Pada 2021, biaya rata-rata mobil baru naik 6.220 dolar AS (Rp89 jutaan) jika dibandingkan data harga dari 2020.
Tren peningkatan biaya ini tampaknya semakin memburuk, dan peristiwa dunia baru-baru ini sama sekali tidak membantu situasi.
Lalu, muncul pertanyaan, mengapa biaya mobil baru meningkat? Yah, itu semua bermuara kepada penawaran dan permintaan.
Saat ini, pasokan mobil baru sedang turun, sedangkan permintaan tetap ada.
Masalah diperkuat dengan faktor eksternal. Inflasi, kekurangan chip global, rantai pasokan, pandemi Covid-19, dan konflik militer global, membuat situasi makin runyam.
Untuk mengatasi hal tersebut, Stellantis bekerja keras untuk membangun lineup BEV yang terjangkau, mengikuti strategi baru perusahaan untuk 2030.
Raksasan baru otomotif ini berencana mengeluarkan 25 BEV anyar pada pengujung dekade, dengan harga yang tak terlalu mahal.
Kendati begitu, rencana mereka bukan tanpa hambatan. Ada beberapa aspek yang mungkin akan membuat penjualan terganggu.
Apalagi jika situasi perang kian memanas dan menyebabkan harga komponen pembentuk mobil murah menjadi tak masuk akal.
Jika demikian, maka rencana mobil baru murah tentu akan menjadi tantangan luar biasa berat.
Sumber: The Detroit Bereau