Melonjaknya harga minyak mentah dunia sebagai dampak dari krisis Rusia-Ukraina memang tidak bisa dihindarkan.

Pemerintah melalui Pertamina terus menjaga daya beli masyarakat agar perekonomian tetap tumbuh.

Pemerintah telah memutuskan dengan menetapkan Pertalite sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP), agar harganya tetap terjangkau di kisaran Rp7.650/liter.

Begitu juga dengan biosolar harganya disubsidi pemerintah sehingga tetap Rp5.150/liter.

Seperti yang kita ketahui, setiap 1 liter Biosolar yang dibeli masyarakat, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp7.800.

Nilai subsidi ini 150% atau 1,5 kali lebih tinggi dari harga yang dijual ke masyarakat sebesar Rp5.150.

Sedangkan setiap 1 liter Pertalite yang dibeli masyarakat, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp4.000-4.500 per liter.

Nilai subsidi ini juga lebih dari 50% atau setengah dari harga jual ke masyarakat yang sebesar Rp7.650.

Harga Pertamax (RON 92) memang mengalami kenaikan dari Rp9.000/liter menjadi Rp12.500/liter.

Meski begitu kenaikan Pertamax masih di bawah nilai keekonomian yang berada di angka Rp16.000/liter.

Itu berarti Pertamina memberikan subsidi sebesar Rp3.500/liter untuk Pertamax.

Besaran penyesuaian harga Pertamax yang dilakukan Pertamina mendapat apresiasi dan dinilai banyak pihak telah mempertimbangkan masyarakat karena masih jauh dari nilai keekonomian.

Jika dibandingkan dengan harga rata-rata BBM di Asia, harga BBM RON 92 di Indonesia masih tergolong yang terendah.

Harga rata-rata BBM tertinggi di Singapura Rp30.208/liter, disusul Laos Rp24.767/liter, Filipina Rp20.828/liter, Kamboja Rp20.521/liter, Thailand Rp19.767/liter, Vietnam Rp18.647/liter, dan Indonesia rata-rata Rp16.500/liter.

Di bawah Indonesia memang ada Malaysia yang harga BBM-nya relatif lebih rendah karena adanya perbedaan nilai subsidi.

Sedangkan apabila menelisik harga BBM di negara-negara maju, sudah jauh lebih tinggi lagi.

Harga tertinggi adalah Hong Kong Rp36.176/liter, Finlandia Rp34.741/liter, Jerman Rp34.454/liter, Italia Rp34.510/liter, Norwegia Rp33.162/liter.

Menyusul Belanda Rp33.018/liter, Yunani Rp32.733/liter dan Portugal Rp31.728/liter. Harga tersebut berdasarkan kurs Rp14.357/dollar Amerika.

Mengacu pada data dan fakta di atas, wajar jika banyak pihak menyebut harga BBM Pertamina masih tergolong rendah di dunia. Dan tak hanya BBM, untuk LPG pun sama.

Setiap 1 tabung LPG 3 Kg yang dibeli masyarakat, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp33.750. Nilai subsidi ini pun lebih tinggi daripada harga jual LPG tersebut ke masyarakat.

Sebagai informasi, per Februari 2022, harga jual LPG di Singapura sekitar Rp32.000/kg, Filipina sekitar Rp27.000/Kg dan Vietnam sekitar Rp24.000/Kg.

Untuk Thailand harga LPG Rp10.000/Kg dan Malaysia Rp6.500/Kg, karena harga LPG di kedua negara tersebut saat ini disubsidi oleh pemerintah.