Untuk kali pertama kanal Youtube Motor1.com Indonesia menghadirkan program baru bertajuk Tayo Show.

Program ini menghadirkan dua jurnalis kawakan dari Motorsport.com Indonesia (id.motorsport.com), Muhammad Pratama yang akrab dipanggil Tama dan seniornya Tri Cahyo Nugroho alias Cahyo.

Tayo, nama program baru ini, memang merupakan akronim dari kedua jurnalis Motorsport.com Indonesia tersebut.

Dalam episode pertama ini, duet Tayo membahas tuntas mengenai anjloknya performa Ferrari dalam ajang Formula 1 Seri ke-8 yang digelar di Azerbaijan.

Ajang balapan Grand Prix Azerbaijan 2022 ini berlangsung pada 12 Juni 2022 lalu di Baku City Circuit, Kota Baku.

Nama besar Ferrari seakan luntur dalam balapan tersebut setelah dua pembalap andalannya, Charles Leclerc dan Carlos Sainz, gagal finis gara-gara masalah teknis pada mobil mereka.

Cahyo dan Tama
Cahyo (kiri) dan Tama dari Motorsport.com Indonesia.

Tama yang mengaku sebagai tifosi garis keras dari pabrikan asal Italia itu merasa jengkel menyaksikan menurunnya performa Ferrari dalam balapan Formula 1 musim ini.

“Balapan F1 kemarin saya cuma menonton sampai lap ke-20, setelah itu saya enggak nonton lagi lap sisanya. Kesal rasanya,” ujar Tama.

Memang, pada lap ke-20 itulah Leclerc terpaksa menghentikan aksinya di Sirkuit Baku setelah asap tebal mengepul dari mesin mobilnya, hingga seketika kehilangan tenaga.

Sainz bahkan sudah mundur lebih awal tepatnya pada lap ke-9 dari 51 lap yang direncanakan setelah mobilnya mengalami kendala teknis.

Cahyo kemudian menanggapi kegagalan Ferrari dalam balapan di Azerbaijan ini.

“Dulu Ferrari itu dianggap memiliki mesin yang paling canggih, cuma enggak kuat. Nah ini jangan-jangan Ferrari balik lagi ke zaman itu. Mesinnya kencang tapi rapuh,” ujar Cahyo.

Sedangkan Tama menyayangkan pernyataan principal Ferrari, Mattia Binoto, yang mengaku tidak mengetahui detail permasalahan tapi masih mencari pembenaran.

“Dia (Binoto) bilang sumber masalahnya belum jelas dan masih harus dianalisis, tapi setelah itu dia malah bikin pernyataan yang memojokkan dirinya sendiri,” kata Tama.

“Binoto bilang ‘Saya mending punya mesin mobil yang kencang dan gampang rusak daripada sebaliknya’. Jadi dia (Binoto) merasa punya tantangan tersendiri untuk membenahi mesin yang rusak itu,” kata Tama.

Menurut Tama, tidak seharusya Binoto mengeluarkan pernyataan seperti itu. “Kalau memang rusak yang bilang saja rusak, terus nanti dianalisis. Jangan bikin pembelaan seperti itu,” ucapnya.

Seru memang perbincangan kedua jurnalis yang sarat pengalaman dalam bidang balapan ini saat mngomentari kegagalan Ferrari di Azerbaijan.

Apa lagi analisis mereka? Tentunya masih banyak yang belum terungkap dalam tulisan ini. Jadi, simak selengkapnya dalam video dalam kanal Youtube Motor1.com Indonesia yang kami sematkan di atas.

Galeri: Duel Sainz vs Leclerc