Ada kabar bahwa Elon Musk ingin membatalkan rencana pembelian Twitter senilai 44 miliar dolar AS (Rp660 triliun).

Namun, perusahaan media sosial itu mendesak kesepakatan tetap berlanjut.

Ujungnya kemungkinan berupa pertarungan hukum di Pengadilan Kanser Delaware untuk menentukan masa depan pengambilalihan.

Musk berpendapat, Twitter memiliki lebih banyak akun spam yang dikendalikan bot daripada laporan dari sang raksasa media sosial.

Bos Tesla itu mengklaim angkanya bisa mencapai 20 persen dari pendaftaran situs, sementara Twitter menempatkan proporsinya cuma mendekati 5 persen.

Tim Twitter tidak memberikan angka akurat tentang jumlah akun bot, tuding Musk.

Dia berargumen, kegagalan menyerahkan info yang benar sudah cukup menjadi alasan untuk mengakhiri kesepakatan.

 

Kontrak pembelian dengan Twitter mencakup perjanjian di mana Musk dapat membatalkan kesepakatan dengan membayar 1 miliar dolar AS (Rp15 triliun) dalam situasi tertentu.

Misalnya, pembiayaan utang jika Twitter harus pergi.

Pada tulisan ini, saham Twitter diperdagangkan pada 33,49 dolar AS (Rp502,7 ribu) per lembar.

Perjanjian dengan Musk akan membayar 54,20 dolar per lembar (Rp813,5 ribu) dengan total 44 miliar dolar AS.

Perbedaan nilai yang signifikan inilah mengapa Twitter mendesak Musk untuk mematuhi kesepakatan.

Menurut laporan dari New York Times, pengadilan mungkin menjadi strategi Musk untuk membawa Twitter ke meja perundingan dalam upaya menurunkan harga pembelian.

Ada kemungkinan juga pengadilan Delaware menemukan bahwa Twitter tidak melanggar perjanjian, tetapi tidak memaksa Musk untuk membeli perusahaan media sosial tersebut.

Dalam hal ini, dia hanya akan membayar ganti rugi.

Musk memulai upaya pengambilalihan Twitter pada April lalu. Langkah pertamanya adalah membeli 9,2 persen saham perusahaan seharga 2,89 miliar dolar AS (Rp43,3 triliun).

Beberapa hari kemudian, dia mencapai kesepakatan untuk membeli sisa saham perusahaan media sosial itu.

Rencananya, di bawah kepemimpinan Musk, dia tidak ingin membekukan pengguna (user) mana pun secara permanen.

Dia juga ingin memberi para user Twitter kewenangan untuk mengedit cuitan mereka dan menerima penggunaan cryptocurrency di platform tersebut.