Bagi para pemilik kendaraan niaga seperti bus dan truk, salah satu metode yang dapat diaplikasikan dalam menurunkan gas emisi adalah menerapkan eco driving.

Eco driving merupakan teknik mengemudi yang mendukung efisiensi bahan bakar, mengurangi risiko pencemaran lingkungan, dan risiko kecelakaan hingga kerusakan kendaraan.

Eco driving juga memberikan pemahaman bagi para pemilik dan pengemudi kendaraan, mengenai tanggung jawab yang lebih baik bagi sesama pengguna jalan serta untuk pemeliharaan lingkungan yang lebih sustainable.

National Sales Manager TBR (Truck & Bus Radial) PT. Hankook Tire Sales Indonesia Ahmad Juweni menjelaskan, metode eco driving juga dapat menjadi solusi dalam memperawet usia kendaraan.

Terutama kendaraan niaga seperti bus dan truk, melalui teknik pengendaraan yang dapat menjaga kondisi mesin dan komponen kendaraan secara lebih baik.

“Eco Driving tidak hanya berlaku untuk pengemudi kendaraan pribadi, tetapi juga dapat diterapkan untuk kendaraan berukuran besar seperti truk besar,” ujar Ahmad.

“Eco driving mencakup perawatan terhadap kendaraan dan keterampilan serta perilaku pengemudi saat membawa kendaraan tersebut,” Ahmad menambahkan.

Ada beberapa faktor yang dapat diterapkan melalui eco driving beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Melakukan Perawatan Berkala                  

Pemilik dan pengemudi kendaraan niaga perlu melakukan perawatan secara berkala dan tepat waktu.

Hal ini bertujuan untuk selalu menjaga komponen kendaraan serta mesin dalam keadaan prima.

Penting bagi pemilik dan pengemudi untuk mengganti oli secara tepat waktu, memeriksa ketersediaan air aki, mengecek persediaan air yang ada pada wiper kendaraan, hingga mengecek kondisi ban dan tekanan angin ban secara berkala.

Pemeliharaan komponen secara rutin juga dapat menghindari kerusakan mendadak yang tidak terdeteksi, yang dapat membebani sisi finansial pemilik kendaraan lebih banyak.

Teknik Berkendara yang Baik

Selain melakukan perawatan kendaraan secara berkala, para pemilik dan pengemudi kendaraan niaga perlu mengaplikasikan teknik berkendara yang baik mengikuti spek kendaraan.

Misalnya dengan selalu memanaskan mesin sebelum berkendara, mengatur rute perjalanan yang akan dituju hingga mengatur kecepatan berkendara pada batas yang aman.

Untuk kendaraan berukuran besar dengan muatan yang banyak seperti truk dan bus, 60 km hingga 80 km/jam merupakan batas paling aman.

Ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Tata Cara Penetapan Batas Kendaraan pasal 3 ayat 4 pada pasal 23 ayat 4.

Pengemudi juga perlu memperhatikan beban muatan untuk tidak melebihi kapasitas kendaraan. Jika terpaksa memuat beban lebih, kecepatan kendaraan harus dikurangi.

Untuk kendaraan niaga, mengendalikan kecepatan tidak hanya mengurangi jumlah angka kecelakaan.

Selain itu juga dapat mengurangi tingkat pencemaran udara karena makin kencang mobil dipacu, makin tinggi juga emisi CO2 yang dilepaskan ke udara.

Memilih Bahan Bakar yang Sesuai

Para pemilik dan pengemudi kendaraan niaga juga perlu memperhatikan jenis bahan bakar yang digunakan oleh kendaraan mereka.

Serta, memilih yang sesuai rekomendasi standar pabrikan untuk menjaga kualitas & daya tahan mesin kendaraan.

Pilihlah juga bahan bakar yang tidak mengandung timbal atau bahan campuran, yang tidak hanya dapat merusak kinerja mesin hingga proses pembakarannya, tapi juga menghasilkan lebih banyak kadar Co2 di udara.

Tidak Melakukan Akselerasi dan Deselerasi Mendadak

Akselerasi dan deselerasi mendadak saat berkendara tidak hanya berdampak buruk bagi mesin kendaraan, tapi juga terhadap lingkungan.

Peningkatan kecepatan kendaraan atau akselerasi, dan pengereman yang tiba-tiba dapat merusak komponen mesin serta meningkatkan persentase pemakaian bahan bakar.

Pada banyak kasus, pengendara harus menekan pedal gas sampai ke lantai mobil untuk melakukan percepatan kendaraan.

Hal ini dapat memengaruhi efisiensi bahan bakar untuk bisa memompa lebih banyak bahan bakar pada mesin kendaraan.

Memperhatikan Kondisi Ban

Smart Flex AH31
Smart Flex AH31

Tidak hanya kondisi mesin yang perlu diperhatikan, ban juga menjadi komponen penting yang berdampak besar pada pengaplikasian eco driving pada truk dan bus.

Ban berperan penting dalam rolling resistance kendaraan, jika kondisinya kurang diperhatikan maka ban dapat mengalami kondisi-kondisi tertentu yang dapat mengurangi performanya, seperti kurang angin.

Kekurangan angin pada ban dapat menurunkan kemampuan rolling resistance roda, sehingga dibutuhkan lebih banyak tenaga ke poros roda.

Hal ini dapat menyebabkan semakin borosnya bahan bakar, yang akan berdampak negatif pada gas emisi kendaraan.

Ahmad juga mengingatkan perlunya memilih ban khusus kendaraan niaga yang mendukung kualitas berkendara yang efektif dan aman, seperti SmartFlex AH31 dari Hankook.

SmartFlex AH31, menjadi salah satu ban untuk kendaraan niaga untuk daya tempuh yang panjang dan di segala medan jalanan.

SmartFlex AH31 dilengkapi desain kerf multi 3 dimensi untuk traksi yang lebih baik dan dapat mengurangi keausan yang tidak merata, untuk perjalanan yang panjang.

Para pemilik dan pengendara kendaraan niaga juga dapat membawa kendaraannya pada jaringan distributor Hankook yang sudah tersebar di kota-kota di Indonesia.

Para tim Distributor Hankook yang sudah melewati pelatihan dapat merekomendasikan beberapa pilihan perawatan dan konsultasi yang sesuai dengan kebutuhan kendaraan Anda.

Galeri: Mitsubishi Fuso Fighter X 2022