CEO Ferrari, Benedetto Vigna, memimpin perusahaan dalam melalui transisi yang terjadi di seluruh industri.
Elektrifikasi dengan cepat menjadi norma, dan automaker Italia itu kini sedang bersiap meluncurkan model serba listrik pertama mereka pada 2025.
Dalam wawancara bersama Top Gear, Vigna mengatakan bahwa EV perdana itu akan berupa model yang "unik dan sebuah Ferrari sejati."
Masih sedikit yang diketahui tentangnya, karena perusahaan cenderung berbicara secara umum ketika membahas kendaraan masa depan.
Galeri: Ferrari SF90 Stradale
Apa yang kami dengar sejauh ini tentang model tersebut cukup menggembirakan.
Juli lalu, Vigna meyakinkan para penggemar bahwa bobot ekstra dari powertrain serba listrik tidak akan mengurangi dinamika berkendara pada EV mereka.
Kepada CNBC, dia mengatakan bahwa perusahaan mampu mengelola beban tambahan, tapi tidak membeberkan caranya.
Kembali ke Top Gear, Vigna menekankan bahwa tugas Ferrari adalah menggabungkan tradisi dan inovasi, seraya menambahkan, "Kami bekerja keras mempertahankan jiwa mesinnya," dengan memanfaatkan keahlian bertahun-tahun.
Awal 2022, sebuah paten mengungkapkan ide Ferrari untuk sports car listrik atau hybrid.
Pengarsipan memperlihatkan desain yang menggunakan beberapa paket baterai - sebuah paket tipis di bawah kompartemen penumpang, dan yang lebih tinggi di belakangnya.
Itu juga bukan satu-satunya paten yang diajukan pabrikan Maranello, sebelumnya menggambarkan mobil dengan pengaturan quad-motor.
Vigna mampu membawa perspektif unik ke Ferrari.
Dia sebelumnya bekerja di STMicroelectronics, memimpin Analog, MEMS (Micro-electromechanical Systems), dan Sensors Group.
Ketika Ferrari mengumumkan pria 53 tahun itu akan memimpin perusahaan, mereka mengatakan bahwa pengetahuan Vigna tentang "teknologi" yang mendorong perubahan cepat industri otomotif akan sangat membantu perusahaan.
EV yang datang pada 2025 nanti hanyalah satu bagian dari gambar besar masa depan Ferrari.
Sang automaker ingin kendaraan serba listrik mendominasi 40 persen lineup pada 2030, sedangkan mobil bertenaga ICE hanya 20 persen.
Model hybrid akan mengisi sisanya, dan Ferrari sedang dalam proses mencapai tujuan tersebut, dengan 296 GTB dan SF90 Stradale beraliran listrik sudah ada dalam portofolio.
Meskipun model terbaru Ferrari, Purosangue, mengemas mesin V12 di bawah kap, perusahaan merancangnya untuk bisa mengakomodasi powertrain hybrid.
Pabrikan Kuda Jingkrak ini memiliki 14 mobil lagi untuk diluncurkan hingga 2026, termasuk hypercar baru. Itu adalah masa depan cerah sekaligus menantang untuk dicapai.
Sumber: Top Gear