Indonesia tidak kekurangan ambisi. Negara di Asia Tenggara ini sebelumnya telah menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030.

Hal ini diharapkan dapat mendahului negara ini untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.

Lebih berani lagi, Indonesia menargetkan untuk menempatkan dua juta sepeda motor listrik di jalan raya pada tahun 2025.

Hal ini mungkin terlihat seperti jumlah yang tidak dapat diatasi, namun jika melihat jumlah pemilik sepeda motor yang terdaftar di Indonesia yang mencapai 133 juta orang, hal ini terlihat seperti hal yang dapat dicapai.

Saat ini, pemerintah Indonesia sedang mengucurkan dana sebesar 7 triliun rupiah dalam bentuk subsidi untuk pembelian sepeda motor listrik hingga tahun 2024.

Program ini akan mendorong penjualan 800.000 kendaraan roda dua listrik baru. Program ini juga akan mendanai konversi 200.000 sepeda motor bermesin bakar.

Dengan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia yang melaporkan bahwa terdapat 32.000 pemilik sepeda motor listrik di Indonesia pada bulan Oktober 2022, program subsidi yang didanai oleh negara ini dapat menandai momen penting bagi mobilitas listrik di Indonesia.

Laporan sebelumnya mengindikasikan adanya target untuk mendaftarkan dua juta kendaraan roda dua listrik pada tahun 2025.

Dalam laporan terbaru, jumlah tersebut menyusut menjadi satu juta unit pada akhir tahun 2024.

Namun demikian, Indonesia masih dapat memenuhi kedua tujuan tersebut. Untuk saat ini, Indonesia bertujuan untuk mengalihkan 10 persen dari populasinya ke kendaraan listrik dalam waktu dekat.

"Kami meluncurkan program ini agar adopsi besar-besaran kendaraan listrik baterai dapat segera tercapai, dan industri transportasi Indonesia dapat bertransformasi menjadi industri yang lebih ramah lingkungan," ujar Menteri Koordinator Bidang Penanaman Modal, Luhut Pandjaitan.

Untuk mendukung inisiatif sepeda motor, pemerintah juga mengumumkan bahwa insentif tambahan akan diperluas ke 35.000 mobil listrik dan 138 bus listrik.

Para pejabat belum memperluas program kendaraan roda empat, tetapi langkah ini hanya memperkuat sikap negara terhadap mobilitas listrik.

Ini bisa jadi merupakan puncak gunung es EV untuk Indonesia. Dengan deposit nikel dan kobalt yang kaya di Indonesia, pemerintah berharap dapat mengembangkan pasokan baterai sendiri.

Membangun industri seperti itu tidak hanya akan membantu Indonesia mencapai target emisinya, tetapi juga menghasilkan ketahanan energi, produk untuk ekspor, dan lapangan kerja baru.

Indonesia mungkin tidak kekurangan ambisi dan tentu saja tidak kekurangan peluang.