Porsche Macan merupakan SUV kedua yang diproduksi Porsche. Produksi perdana SUV pabrikan Jerman ini adalah Porsche Cayenne yang muncul pertama kali pada 2002.
Cayenne memang sempat menghebohkan jagat otomotif dunia, lantaran merupakan hasil keputusan para petinggi di markas Porsche di Stuttgart, Jerman.
Bagaimana tidak heboh, Porsche sejak kelahirannya sangat jauh dari model SUV. Mereka adalah produsen mobil berkarakter sport dengan ground clearance yang nyaris mencium bumi.
Lalu, tiba-tiba ingin membuat sebuah SUV?
Banyak yang berharap-harap cemas tentang Cayenne. Tapi Porsche membuktikan ketangguhannya sebagai produsen mobil kelas wahid.
Seiring perjalanan waktu, Cayenne mendapatkan pengakuan internasional.
Pada 1 Mei 2017 Cayenne-lah satu-satunya mobil yang nekat menarik sebuah pesawat Airbus A380 milik Air France seberat 285 ton sejauh 42 meter dengan kondisi mesin standar.
Rekor itu menumbangkan rekor yang dibuat Nissan Patrol yang menarik pesawat Ilyushin II-76 seberat 170 ton sejauh 50 meter yang diukir Nissan pada tahun 2013.
Kesuksesan Cayenne kemudian berusaha diteruskan kepada SUV kedua Porsche, Macan. Melihat namanya saja sudah Indonesia banget.

Ya, Porsche memang mengambil nama produknya itu dengan menggunakan nama binatang buas dalam Bahasa Indonesia. Jadilah Macan sebagai SUV kedua Porsche yang debut pada 2014.
Macan diproduksi di pabrik Porsche di Leipzig, Jerman. Dikreasikan sebagai sebuah compact crossover SUV yang hadir dalam 4 tipe, yaitu: Macan, Macan S, Macan GTS, dan Macan Turbo.
Kami berkesempatan menguji Porsche Macan yang merupakan entry level SUV ini. Model yang kami kendarai ini merupakan versi terbaru Macan dengan serangkaian pembaruan.
Pembaruan yang terlihat jelas pada eksteriornya yaitu penggunaan headlamp full LED yang memberikan kenyamanan saat berkendara di malam hari.
Pembaruan juga nampak di bagian belakang dengan hadirnya lampu LED yang memanjang menghubungkan lampu bagian kiri dan kanan.
Gaya ini resmi digunakan juga pada model terbaru Porsche seperti Taycan Cross Turismo.
Memasuki ruang kabin, Anda akan menemukan gaya desain interior yang simpel namun berkelas. Interior Macan tidak jelimet. Panel instrumen dirancang presisi dan fungsional.
Bagian konsol tengah, sepertinya menjadi pusat kendali Macan. Anda bisa temukan tombol pengaturan suspensi, pengaturan ketinggian mobil, pengaturan AC, dan masih banyak lagi.


Pengemudi cukup menekan tombol yang diinginkan dan seketika akan bekerja secara otomatis. Demikian juga setir Macan yang menyediakan kontrol berupa semacam track ball untuk memilih menu di layar Multi Information Display (MID) yang terletak di cluster meter.
Yang menarik, Porsche tetap mempertahankan jam analog di bagian tengah dashboard. Model analog juga terlihat di cluster meter yang mengkombinasikan gaya analog dan digital.
Multi Information Display (MID) Macan menghadirkan menu yang informatif, seperti kondisi suhu mesin, tekanan ban, audio, hingga navigasi.
Layar infotainment 10,9 inci di bagian tengah menghadirkan menu-menu modern, seperti koneksi bluetooth, telepon, pengaturan pencahayaan, pengaturan suara, hingga navigasi dengan real time traffic information (RTTI).
Impresi pertama yang dirasakan saat pertama kali mengendarai SUV ini adalah Macan terasa begitu mudah dikendarai.
Galeri: First Drive Porsche Macan 2021
Saya tidak kesulitan sedikitpun beradaptasi dengan mobil ini. Seketika itu juga, Macan terasa menjadi satu bagian dengan tubuh saya.
Posisi duduk yang yang nyaman dengan kemudahan mengontrol semua sisi kendaraan membuat saya pede mengendarai Macan bahkan di jalan yang berukuran terbatas. Semuanya berada dalam kendali yang mantap.
Kemantapan berkendara juga saya rasakan saat membejek Macan di kecepatan tinggi. Semburan tenaga Macan yang memiliki tenaga 252 PS memang membuat adrenalin berpacu cepat.
Akselerasinya juga lumayan untuk sebuah crossover SUV, 0-100 km/jam dalam waktu 6,7 detik, serta kecepatan maksimal 227 km/jam.
Sport Response Button menjadi "provokator" yang membuat saya keranjingan menekannya.
Saat menekannya, sontak Anda akan mendapatkan putaran mesin yang tinggi dan ketika Anda menekan pedal gas lebih dalam lagi maka Macan akan berakselerasi cepat.
Fitur tersebut cocok buat melakukan overtake atau saat Anda membutuhkan hiburan yang memacu adrenalin. Anda akan merasakan sensasi hentakan di tubuh Anda yang menandakan Macan siap melesat cepat.
Kontrol kendaraan dalam kecepatan tinggi juga sangat mumpuni. Tidak ada sedikit keraguan saat saya melesat hingga 150 km/jam.
Rasanya ingin meratakan pedal gas lebih dalam lagi tapi kondisi lalu lintas sangat tidak memungkinkan, 150 km/jam sudah cukuplah meletupkan adrenalin saya.
Sayangnya, saya belum menikmati model off-road yang disajikan Macan. Tapi rasanya, siapa sih yang tega membawa mobil seharga 2 miliar lebih ini bermain tanah becek.
Oke, Porsche Macan menjadi compact croccover SUV yang mewarisi ketangguhan Cayenne. Dia bisa diajak menikmati sore yang indah bersama pasangan atau teman.
Pada sisi lain, dia juga punya pesona yang kuat dan tangguh sesuai dengan karakter namanya, Macan.
Porsche Macan