Sebenarnya saya sedikit malu menulis artikel ini. Bukannya apa-apa, itu lantaran saya termasuk orang yang skeptis saat Porsche mengumumkan untuk membuat sebuah sport SUV.
Bahkan, ketika mendapatkan kesempatan untuk menjajal Cayenne di Sentul sekitar tahun 2009, saya meragukan kemampuannya, dan lebih memilih ngebut dengan Porsche GT2 RS.
Pun ketika mendapatkan kesempatan menguji generasi kedua Cayenne tahun 2011, saya menyerahkannya ke teman saya dan hanya duduk manis di sampingnya. "Ok, nyaman juga sih. Keren," kata saya membatin.
Dan, kesempatan itu datang lagi ketika bos di kantor menugaskan saya untuk mereview Cayenne.
"Mmm, sepertinya ini tidak boleh dilepaskan begitu saja. Biar semua keragu-raguan saya terjawab," batin saya.
Akhirnya, saya bercengkerama bersama Cayenne.
Tapi sebelumnya, pada tahun 1998 Porsche mengumumkan untuk membuat sebuah sport SUV. Jagad otomotif terkejut.
Semua pasti tahu kalau Porsche adalah jagoannya mobil-mobil sport. Dia jawara yang menakutkan di arena motorsport.
Lalu, Porsche ingin membuat SUV? Astaga!
Perjalanan Porsche membuat SUV bukan perkara mudah. Banyak kendala yang dihadapi pabrikan Jerman itu. Tapi, pertunjukan harus tetap berjalan.
Tahun 2002, di ajang Paris Motor Show, Porsche membuka selubung sport SUV-nya yang dijuluki Cayenne.
Nama Cayenne diambil dari nama ibu kota Guyana Prancis, sebuah wilayah milik Prancis yang ada di pesisir Karibia, Amerika Selatan.
Bagi pencinta kuliner, nama Cayenne juga dikenal sebagai nama cabai pedas yang disebut Cayenne Pepper.

Lepas dari latar belakang penamaan, sport SUV Porsche itu memang menyita perhatian dunia.
Porsche Cayenne mencoba mencuri panggung dengan konsep sport SUV-nya, di tengah persaingan SUV Jerman seperti Mercedes-Benz G-Class (yang dikenal sebagai raja segala medan) dan BMW X5 (yang dikenal sebagai Sport Activity Vehicle - SAV),
Konsepnya terbilang sederhana, yaitu sebuah SUV yang memiliki karakter sport: bertenaga, cepat, namun memiliki fleksibilitas dan fungsionalitas yang tinggi. Di sinilah Porsche berhasil menarik perhatian.
Apalagi pada tahun 2017 setelah Porsche Cayenne menunjukan performa luar biasanya dengan melakukan atraksi menarik pesawat Airbus A-380 seberat 285 ton sejauh 42 meter.
Atraksi itu dilakukan dengan menggunakan Porsche Cayenne Diesel (seberat 2 ton) dan tanpa modifikasi apapun alias standar.
Aksi itu menumbangkan rekor yang dibuat Nissan Patrol (seberat 3 ton) yang menarik sebuah pesawat Ilyushin berbobot 170,9 ton sejauh 50 meter.
Saat ini Porsche Cayenne sudah melahirkan 3 generasi. Pada generasi kedua, Porsche mulai berbagai platform dengan VW Touareg dan Audi Q7.
Hal itu wajar dilakukan mengingat ketiga brand tersebut berada dalam satu bendera Volkswagen Group.
Kali ini kami berkesempatan untuk menguji Porsche Cayenne generasi ketiga yang dipasarkan di Indonesia melalui Porsche Center Jakarta.
Mesin
Porsche Cayenne hadir dengan 12 pilihan model.
Adapun varian model yang tersedia berdasarkan karakteristik mesin dan fungsinya meliputi: Porsche Cayenne, Cayenne S, Cayenne GTS, Cayenne Turbo, Cayenne e-Hybrid, dan Cayenne Turbo S e-Hybrid.
Porsche Cayenne yang kami kendarai ini merupakan tipe Cayenne bermesin V6 dengan kapasitas 3.000 cc, berpenggerak semua roda alias all wheel drive.
Cayenne memiliki kekuatan 340 Hp dan torsi 450 Nm. Bertransmisi 8 kecepatan Tiptronic S dan akselerasi 0-100 km per jam dalam 6,2 detik, serta kecepatan maksimal 245 km per jam.
Kekuatan mesin V6 ini juga disokong oleh hadirnya pemilihan mode berkendara, yaitu Normal, Sport, Sport Plus, dan Individual. Mode berkendara ini tentunya bisa disetel sesuai dengan kebutuhan pengemudi.
Mode Sport dan Sport Plus memang memberikan pasokan tenaga yang relatif lebih responsif ketimbang mode Normal.
Anda bisa menggunakan kedua mode tersebut untuk mendapatkan putaran mesin yang lebih tinggi yang bisa Anda gunakan ketika melakukan overtake atau saat melibas jalan menanjak dan berkelok.


Tapi saat melakukan tes, saya lebih sering menggunakan mode berkendara Normal. Bagi saya itu sudah lebih dari cukup.
Saat mencari momentum untuk melesat, mode Normal ini masih sanggup melayani gaya berkendara saya.
Soal konsumsi bahan bakar, Porsche mengklaim Cayenne bisa menenggak bensin RON 95 dengan kemampuan 11,5 hingga 12,5 liter per 100 km, atau rata-rata sekitar 8 hingga 8,5 km/liter.
Itu catatan yang relatif normal menurut saya. Apalagi Cayenne mengusun mesin V6 3000 cc.
Tapi kalau Anda memiliki pengetahuan yang baik soal Eco Driving, saya yakin Anda bisa melakukan perjalanan yang efisien dengan Cayenne.
Tapi, kalau Anda masih bawel juga soal konsumsi bahan bakarnya, lebih baik Anda naik ojek online sajalah.
Eksterior

Saya akui, perubahan desain eksterior dari generasi pertama hingga ketiga ini berlangsung dengan halus. Inilah kehebatan desainer Porsche yang mampu menjaga aura Cayenne sebagai sport SUV.
Perubahan di bagian gril kelihatan tidak begitu banyak tapi memiliki efek yang besar. Gril memanjang di bagian depan seolah terlihat biasa saja.
Tetapi kalau Anda amati, pada ujung kiri dan kanannya, terpasang lampu sein yang menyatu dengan gril. Ini keren.
Termasuk juga dengan air flaps di belakang gril yang berfungsi sebagai aliran udara ke mesin yang bisa dibuka tutup.
Pada bagian gril juga terpasang kamera depan dengan sudut pandang yang cukup lebar untuk memudahkan pengemudi saat parkir atau untuk memantau bagian depan.
Lampu depan yang menggunakan LED juga mendapatkan sentuhan pembaruan sehingga memberikan kekuatan penerangan yang lebih baik dibanding model sebelumnya.
Lazimnya mobil premium, juga tersedia fitur auto lamp, di mana lampu akan menyala otomatis ketika melewati daerah yang minim pencahayaan.
Cayenne ini juga sudah mendapatkan sentuhan baru pada bagian belakangnya.
Stoplamp menggunakan lampu LED dengan sebuah lampu panjang yang menghubungkan lampu belakang kiri dan kanan, sehingga memberikan nuansa keren saat malam hari. Gaya tersebut juga diaplikasikan pada Porsche Macan.
Dimensi Cayenne yang memiliki panjang 4,9 m, lebar 1,9 m, dan tinggi 1,6 m, masih terlihat proporsional. Apalagi dipadukan dengan ban berdiameter 20 inci yang menambah keren penampilan Cayenne.
Interior

Ruang kabin Cayenne menawarkan kenyamanan. Kendaraan berkapasitas 5 penumpang ini memiliki kursi kulit yang nyaman. Kursi depan bisa disetel secara otomatis melalui tombol yang ada di bagian samping kursi.
Sementara kursi belakang juga bisa diatur maju mundur dengan menggunakan tuas di bawah kursi, dia juga bisa reclining (meski terbatas) melalui tombol di bagian atas kursi.
Kursi belakang ini bisa dilipat dengan komposisi 40:20:40 yang memberikan kemudahan bagi penumpang untuk membawa barang.
Ruang bagasi dalam kondisi kursi tengah tegak memiliki kapasitas 656 liter. Dan, saat semua kursi dilipat, bagasi Cayenne bisa menampung barang dengan kapasitas 1.708 liter.
Bagian dashboard dikemas sangat rapi dengan gaya soft touch yang berkelas.
Pada bagian tengah dashboard tersedia layar monitor touch screen 12,3 inci yang menjadi jantung dari beragam fitur dan menu yang ada pada Porsche Cayenne.
Sementara cluster meter menyajikan visual yang nyaman di mata, apalagi dengan layar multi information display (MID) yang memuat beragam informasi mengenai Cayenne seperti indikator tekanan ban, indikator G-Force, indikator distribusi penggerak roda, laps time, dan informasi lainnya.
Pada cluster meter ini juga bisa menampilkan navigasi selain di layar monitor, dengan begitu konsentrasi pengemudi tetap terjaga.
Kemudi juga dijejali beberapa tombol untuk mengatur audio, panggilan telepon, dan pengaturan MID.

Pada bagian bawah setir terdapat Sport Response Button yang berfungsi untuk mendapatkan akselerasi instan untuk mendapatkan putaran mesin tinggi saat melakukan overtake atau kebutuhan lainnya.
Pengaturan drive mode juga bisa dilakukan di tombol tersebut, selain melalui layar monitor di dashboard.
Interior juga difasilitasi dengan Climate 4 Zone yang memberikan pasokan udara sejuk ke seluruh ruang kabin.
Untuk kursi tengah, pengaturan AC bisa dilakukan melalui bagian tengah konsol, selain itu juga terdapat bilah AC di bagian tengah pilar B.
Cayenne dilengkapi dengan panoramic sunroof yang bisa dibuka lebar. Menambah indah kabin, Anda bisa memilih dan mengatur pencahayaan dalam kabin.
Ini akan terlihat indah saat berkendara malam hari. Banyak pilihan warna yang bisa Anda pilih sesuai dengan selera.
Kenyamanan kabin juga disokong oleh sistem audio lansiran Bose yang menyediakan 14 speaker dan amplifier, serta Burmester 3D High-End Surround Sound System yang memanjakan telinga Anda.
Anda juga bisa mengatur jatuhnya titik suara melalui layar monitor hanya dengan menyentuh dan menggeser titik audio yang ada di monitor.
Kalau Anda jahil, Anda bisa mengganggu tidur teman Anda yang ada di kursi belakang dengan memusatkan volume suara besar ke arahnya. Jreng!
Menambah kenyamanan, Porsche Cayenne dibekali sabuk pengaman untuk semua penumpangnya serta air bag di bagian depan dan samping.
Untuk yang satu ini, Porsche Cayenne sukses mendapatkan rating 5 bintang dari lembaga keselamatan Euro NCAP yang berarti Cayenne memiliki tingkat keamanan yang mumpuni.
Personalisasi
Galeri: Porsche Cayenne
Yang menarik dari Porsche Cayenne ini adalah tersedianya layanan personalisasi bagi pelanggannya. Dengan layanan ini, pelanggan memiliki pilihan untuk memodifikasi Cayenne sesuai dengan seleranya.
Mulai dari pemilihan ukuran ban, model velg, warna interior, pemilihan bahan tempat duduk, dan banyak hal lainnya yang tersedia di dealer resmi Porsche.
Selain personalisasi kendaraan, Porsche juga menyediakan beragam aksesoris resmi yang bisa diaplikasikan pada Cayenne.
Porsche Cayenne berhasil menghapus keragu-raguan saya tentang arti sebuah sport SUV. Cayenne tidak hanya cepat dan bertenaga, tetapi dia juga aman dan nyaman serta memiliki kemampuan adaptasi yang mumpuni dengan teknologi modern.
Sebagai sebuah SUV, dia juga bisa diajak off-road apalagi Cayenne menyediakan pilihan pengaturan suspensi untuk beragam kondisi jalan seperti jalan berbatu, lumpur, dan aspal.
Ini berarti Cayenne bisa diajak berkendara ke berbagai kondisi jalan. Ah, terlalu banyak kekaguman saya pada mobil ini.
Porsche Cayenne