Royal Enfield Meteor 350 bisa dibilang sebagai kado istimewa dari Royal Enfield kepada pencintanya, bertepatan dengan usia ke-120 tahun pabrikan itu.
Royal Enfield memang dikenal sebagai produsen sepeda motor berkapasitas menengah (250 cc-750 cc). Segmen ini terbilang baru di pasar Indonesia.
Sebagaimana diketahui, segmen terbesar sepeda motor di Indonesia berada di kapasitas 110 cc-250 cc. Selebihnya, diisi segmen 500 cc ke atas yang merupakan segmen premium.
Secara positioning, Royal Enfield cukup cerdas dengan menempatkan dirinya di segmen menengah. Meski berada di segmen menengah bukan berarti tampilan Royal Enfield menjadi kacangan.
Dia tetap setia dengan gaya klasiknya, meski sekarang sudah mendapatkan sentuhan modern.
Ya, langkah adaptasi inilah yang membuat Royal Enfield tetap mendapatkan tempat istimewa di hati penggemarnya.
Menggabungkan gaya klasik modern memang harus dilakukan Royal Enfield agar tetap bisa bertahan di pasar sepeda motor yang sangat kompetitif.
Dan, hadirnya Meteor 350 rasanya semakin menegaskan kinerja pabrikan ini dalam menjawab selera pasar.
Meteor 350 memang bukan motor cruiser pertama Royal Enfield. Sebelumnya sudah hadir Royal Enfield Citybike yang menjadi cikal bakal motor bergaya cruiser.
Kemudian memasuki era 90-an hadir Royal Enfield Lightning yang diklaim sebagai motor cruiser jalan raya pertama di India.
Tahun 2008 Royal Enfield Thunderbird dan Thunderbird X semakin memperkuat segmen cruiser yang kemudian sekarang menjelma menjadi Meteor 350.
Selama beberapa hari kami berkesempatan bercengkerama dengan Meteor 350 model Fireball berwarna kuning. Ada tiga model Meteor 350 yaitu Fireball, Stellar, dan Supernova.
Penampilan

Meteor 350 memiliki penampilan yang memikat perhatian. Warna menarik pada model Fireball sanggup membuat orang melirikan matanya saat motor ini melintas.
Apalagi pada model Stellar yang dilengkapi sandaran untuk penumpang serta warna merah, biru, dan hitam.
Sementara Supernova terlihat lengkap dengan tambahan aksesoris kaca depan, dan sandaran kursi bagi penumpang, serta sentuhan krom di beberapa bagiannya.
Meteor 350 menggunakan Twin Downtube Spine Frame sebagai rangka yang menopang mesin dan penumpang.
Rangka ini diklaim memberikan kekuatan yang rigid dan kenyamanan dalam melakukan manuver di jalan.
Jarak mesin ke tanah mencapai 170 mm, ini tentunya memberikan kemudahan dalam berkendara dan kenyamanan menempuh perjalanan.
Apalagi disokong dengan suspensi depan telescopic dengan fork 41 mm dan travel suspensi 130 mm, serta suspensi belakang yang bisa disetel 6 langkah.
Tentunya akan memberikan kenyamanan saat melibas jalan atau tikungan, baik sendiri atau berboncengan.
Lampu utama menggabungkan model halogen dengan sentuhan LED yang melingkari lampu utama.


Bukan hanya keren dari penampilan tapi juga memberikan pasokan pencahayaan yang bersih dan terang pada malam hari.
Pada bagian belakang dihiasi tiga lampu bulat yang berfungsi sebagai lampu rem dan lampu sein.
Tangki bahan bakar yang berkapasitas 15 liter memberikan ketenangan selama perjalanan, baik dalam kota maupun luar kota.
Panel instrumen juga mudah dilihat baik dalam kondisi siang hari maupun malam.
Panel instrumen menggabungkan model analog dan digital yang berisi informasi indikator kecepatan, bahan bakar, jam, posisi gear, dan tripmeter. Juga tersedia pod navigasi Tripper dalam bentuk terpisah.
Tripper
Saat ini, Meteor 350 adalah satu-satunya motor Royal Enfield yang dibekali Tripper. Tripper merupakan sistem navigasi untuk pengendara dengan berbasis pada Google Maps.
Untuk mengarahkan pengendara, bentuk instruksi ditunjukan dengan tanda panah disertai jarak yang harus ditempuh.
Indikator turn by turn ini awalnya saya pikir akan merepotkan tapi setelah mencobanya ternyata sangat praktis.
Untuk bisa menikmati Tripper, pengendara bisa mendownload aplikasi Royal Enfield. Setelah mendapatkan aplikasi lalu dihubungkan ke Tripper dengan koneksi bluetooth.


Setelah terkoneksi Anda tinggal memasukan alamat tujuan, dan dalam sekejap Anda sudah bisa dipandu.
Fitur Tripper ini sangat membantu pengendara mencapai tujuan secara singkat.
Jika Anda salah belok, misalnya, Tripper akan melakukan rute ulang atau mengarahkan Anda ke jalur yang terdekat untuk mencapai tujuan.
Lewat aplikasi ini Anda bisa menyimpan 20 destinasi, juga menghadirkan tempat-tempat populer seperti restoran, mall, SPBU, cafe, atau hotel.
Sederhananya, ini adalah layanan Google Maps yang dihadirkan dalam bentuk arah berupa tanda panah dan jarak yang harus dilalui.
Anda tidak perlu repot menatap layar smartphone Anda seperti yang banyak dijumpai pada ojek online.
Simpan saja smartphone Anda di saku dan petunjuk arah akan tampil di pod Tripper yang mudah Anda lihat. Jadi fokus berkendara akan tetap terjaga.
Kabarnya, fitur Tripper ini akan juga dihadirkan pada model-model Royal Enfield berikutnya. Horeee...
Mesin

Meteor 350 menggunakan mesin silinder tunggal 349 cc berpendingin udara yang menghasilkan tenaga 20,2 bhp dan torsi 27 Nm pada 4.000 rpm.
Untuk menggerakan rodanya Meteor 350 menggunakan gearbox 5 kecepatan. Untuk sebuah motor berkapasitas 350 cc, ini merupakan motor yang sangat layak dikendarai.
Gaya cruiser yang dibawanya menawarkan keasyikan tersendiri bagi penunggangnya.
Oke, barangkali Meteor bukan tipikal yang mumpuni dalam urusan stop and go, tapi yang ditawarkan Meteor juga tidak memalukan.
Tenaga yang diberikan Meteor menawarkan kesenangan berkendara yang membuat saya merasa betah duduk di atasnya.
Jalan-jalan perkotaan mudah dilibas dengan nyaman. Manuver-manuver perkotaan mudah dilakoni karena saya merasa bersatu dengan Meteor.
Tapi kemacetan kota besar menjadi musuh yang menyebalkan meski Meteor bisa melayaninya. Jadi, sebaiknya ajak saja Meteor ke wilayah yang jauh dari perkotaan.
Jelajahi wilayah-wilayah yang memang asyik untuk dikunjungi. Nikmati setiap tarikan mesinnya sepanjang perjalanan dan berhentilah untuk memikirkan persoalan teknis, just riding!
Pengalaman Berkendara

Dengan postur 165 cm, saya tidak merasa canggung duduk di atas sadel Meteor. Tapi memang gaya riding Meteor dengan setang yang lebar awalnya sedikit membuat saya kikuk.
Pilihannya, mungkin setangnya akan sedikit saya tarik ke belakang agar lebih terasa nyaman.
Tapi secara keseluruhan posisi riding Meteor 350 sangat nyaman. Kopling yang ringan tidak membuat tangan lelah.
Handle grip juga nyaman digenggam, termasuk juga tombol dan switchgear yang mudah dioperasikan.
Yang menyenangkan, meski memiliki bobot yang cukup besar (190 kg), Meteor sangat mudah dikendarai. Manuver jalanan sangat mudah dilakukan.
Galeri: First Ride Royal Enfield Meteor 350
Mesin yang 350 cc juga tidak membuat Anda menjadi liar, semuanya bisa dikendalikan dengan baik tanpa harus kehilangan momentum.
Saat Anda menggeber gas atau memainkan gigi, dukungan pengereman yang ditawarkan Meteor sangat memenuhi ekspektasi.
Rem cakram di depan (ukuran 300 mm) dan belakang (270 mm) memberikan daya pengereman yang bisa diandalkan, apalagi dilengkapi dengan ABS.
Ban tubeless dengan ukuran 100/90 – 19 (depan) dan 140/70 -17 (belakang) dengan velg alloy menawarkan kepraktisan dan kemudahan bagi pengendara.
Gearbox 5 kecepatan menawarkan keasyikan saat berkendara dengan Meteor.
Nafas yang cukup panjang pada gigi 3 dan 4 memang mengajak Anda untuk terus menggeber gas. Masuk ke gigi 5 Anda bakal merasakan sensasi berkendara ala cruiser.