Sudah berlaku global bahwa SUV adalah mobil terfavorit. Konsumen sangat menyukai kepraktisan dan desainnya.
Begitu pula pabrikan yang terus memutakhirkan SUV mereka dan menjadikannya dagangan utama.
Berlaku pula di Indonesia dan terlihat dari begitu banyak SUV beredar dan memenuhi semua jalan.
Hampir semua merek yang masuk ke Indonesia menjual SUV, tak terkecuali Mercedes-Benz, salah satu brand premium.
Ya, merek Eropa dengan populasi terbanyak di Indonesia itu juga menjual beberapa SUV yang salah satunya berkesempatan kami uji, yaitu Mercedes GLB 200.
Mengendarai SUV dengan logo pagoda di gril tentunya sudah memberikan sensasi tersendiri. Apakah rasa berkendara dan segala fiturnya juga sama menyenangkannya?
Dalam beberapa hari kami mencoba mengendarai Mercedes GLB 200 itu dan menemukan beberapa hal menarik.

Mesin Kecil
Menyandang predikat SUV kompak, Mercedes GLB 200 ini tetaplah berbodi lumayan. Tidak terlalu pas jika disebut kompak yang identik dengan kecil.
Memang, saat diisi oleh tujuh penumpang, baris ketiga terasa sempit. Mungkin lebih pas jika diisi anak kecil meski AC tetap terasa sampai belakang.
Lalu, untuk menggerakkan mobil sebesar itu, Mercedes GLB 200 ini hanya dibekali mesin yang terbilang kecil, yaitu 1.332 cc dengan empat silinder.
Meski demikian, Mercedes mampu mengemasnya dengan sangat baik sehingga hampir tak terasa tenaga yang tak seperti biasanya.
Data spesifikasi menunjukkan Mercedes GLB 200 ini mampu menghasilkan tenaga 163 daya kuda dan torsi 250 Nm.
Sedangkan kecepatan puncaknya 207 km/jam. Sedangkan akselerasi 0-100 km/jam tuntas dalam 9,1 detik.
Mesin berkapasitas pastinya berdampak pada konsumsi bahan bakar yang efisien, yaitu diklaim 1:16.
Saat kami melakukan pengujian, indikator konsumsi bahan bakar di dashboard juga menunjukkan sedikit saja perbedaan.
Jadi, jika ingin mencapai konsumsi 1:12 sampai 1:14 rasanya tak akan sulit dicapai jika selalu memakai mode Eco.

Crossover Kompak
Ini sudah disebutkan sekilas bahwa Mercedes mengategorikan sebagai crossover kompak yang rasanya kurang pas.
Secara bodi masih kurang kecil dan disebutkan Mercedes GLB 200 ini adalah sebuah 7-seater yang sempit di baris ketiganya.
Mungkin, jika dibandingkan dengan jajaran SUV Mercedes-Benz, GLB 200 ini berbodi paling kecil. Tak masalah juga jika merujuk pada klasifiasi itu.
Namun secara keseluruhan, apa pun penyebutan kategori mobil ini, desainnya sangat baik dan memenuhi segala aspek efisiensinya.
Galeri: Mercedes-Benz GLB 200 Launch Edition 2021
Start-Stop Engine
Ini fitur yang sangat mendukung klaim Mercedes soal efisiensi bahan bakar dari SUV GLB 200 ini.
Fitur ini memungkinkan mesin Mercedes GLB 200 berhenti saat di tengah kemacetan atau di lampu merah.
Merek lain juga memiliki fitur ini. Sebut saja, Mazda CX-2 Sport yang pernah kami uji yang secara otomatis mematikan mesin tapi maksimal hanya 20 detik.
Bedanya, pada Mercedes GLB 200 ini, durasinya bisa jauh lebih panjang tergantung beberapa kondisi yang melingkupinya.
Iklim di luar mobil, kondisi baterai, dan keterpakaian fasilitas di dalam. Misalnya, AC, radio, dan lain-lain.
Sekilas kami menghitung kasar, mesin bisa mati dalam 40 detik. Hidup kembali secara otomatis atau saat pengemudi menginjak pedal gas.
Kami pun melengkapi pengujian dengan video yang sudah kami unggah di akun YouTube Motor1.com Indonesia.